08

444 44 1
                                    

Tangan eliya yang telah di obati oleh haechan dan rasa takutnya sudah hilang tapi pikiran nya tentang jaemin dan renjun selalu terbayang.

"Pacar lu nggak bakalan kenapa napa percaya sama gua"ujar haechan membuyarkan pikiran eliya.

Pacar?siapa maksudnya haechan jaemin atau renjun?

Eliya hanya berdiam diri sedari tadi dan pikirannya terus berjalan kesana kemari.

Masuklah renjun yang menggendong tubuh besar jaemin ternyata walaupun renjun cungkring ia termasuk kuat.

Haechan langsung berdiri dan membantu renjun untuk menidurkan jaemin di sofa.

Haechan langsung berlari kedapur untuk  tak seharusnya ia lakukan dengan tubuh lemahnya.

"Jaemin nanti gua urus,lu urus Pacar lu didepan sana"titah haechan dan eliya mengambil kapas botol Dan juga plester luka.

Ia berjalan kedepan dan berdiri tepat di depan pintu keluar ia melihat Renjun sedang berbicara di telfon.

"Gua peringatin sekali lagi ke lu anjir jangan sekali kali lu gangguin Teman teman gua termasuk Eliya"

Eliya mendengar itu kaget kenapa nama nya harus terucap oleh renjun.

"Gua berkomitmen dalam hal apapun ingat itu"renjun langsung mematikan sambungan telfon nya dan ia menghembuskan napas kasarnya dan menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

Renjun membalikan badannya dan ia keget melihat eliya yang sedang melihatnya"ngapain?"tanya Renjun.

"Mau ber___

"Gua kagak kenapa napa dan kagak luka"potong renjun dan duduk di melantai.

Eliya berjalan dan duduk di samping renjun lalu menarik tangan renjun"disini banyak"ujar eliya membersihkan luka Di tangang renjun.

Walaupun tangannya sedang luka ia tidak masalah walaupun harus berdarah lagi.

Renjun hanya diam membiarkan eliya membersihkan tangan nya.begitu juga dengan eliya sebaliknya.

"Nggak usah kemana mana sama hyunjin lagi"

Eliya menatap renjun"kenapa?"tanya nya.

Renjun kembali menatap eliya"harus yah gua jelasin dari A sampai Z?"tanya renjun.

Eliya diam dan memalingkan wajahnya karena risih di lihat oleh renjun.

"Bisa nggak kalo lagi ngomong sama gua jangan sering buang pandangan lu"sarkas renjun.

"Apa lu nggak tau lu manis kalo di liat deket ke gini"Gombal renjun.

Dan yaps jika eliya bersama renjun maka satu hal yang paling di benci eliya ketika renjun membuatnya ingin ngeflay.

"Ibaratnya gombalan lu gunting dan hati gua air,nggak bakal ngaruh"sahut eliya.

Renjun menaikan satu alinya"masa?"tanya renjun dan eliya menganggukan kepalanya.

Renjun mendekatkan wajahnya ke wajah eliya sedangkan wajah eliya mulai mundur pelan pelan sampai kepalanya menyentuh tembok.

Renjun menatap mata eliya lekat sedangkan eliya sudah hilang akal akan bagaimana lagi.

Kedua mata mereka bertemu jantung eliya ingin meloncat keluar detak jantung takut bukan main terdengar.

"Huffftt.."renjun meniup wajah eliya lalu mengundurkan kembali wajahnya.

Eliya kaget dan menetralkan napasnya lalu berusaha jika sekarang dingin tidak panas.

"Masih mau bilang hati lu air?"tanya renjun dan eliya hanya diam.

Renjun tersenyum dan berdiri dari duduknya tak lupa mengacak pelan pucuk kepala eliya dan beranjak masuk kedalam.

Eliya menarik napasnya dan dihembuskan kembali lalu melempar kesal Botol alkohol yang ada di tangannya.

Ia berdecak kesal entah kenapa tapi apa yang baru saja renjun lakukan sungguh membuat nyalinya menciut.

Skip》

Kali ini Renjun mengantar haechan dan dirinya untuk pulang karena berhubung rumah haechan dekat jadi haechan lah lebih dulu.

Masalah jaemin sudah baik baik saja hanya ada beberapa tempat yang bonyok dan kepalanya akan di periksa besok.

"Nggak lapar?"tanya renjun.

Eliya menggelengkan kepalanya.

"Beneran?"tanya renjun lagi.

Eliya menganggukan kepalanya.
Renjun mengerti berarti eliya tidak lapar.

"Lu kenapa nggak suka gua deket dengan hyunjin?"tanya eliya.

"Kalo gua bilang kagak suka yahh kagak suka"sahut renjun.

"Alasanya?"tanya eliya lagi.

"Alasanya?"tanya renjun balik dan eliya menganggukan kepalanya.

"Lu"sahut renjun.eliya merotasikan matanya.

Selalu dan selalu makhluk ini akan membuatnya Mati berdiri mendengarkan perkataannya.
Ternyata perjalan kerumah eliya sangatlah jauh.

"Seperti apa wujud bidadari?"tanya eliya yang melihat layar ponselnya.

"Seperti yang ada di samping gua"sahut renjun.

Reflek tangan eliya menampar kepala renjun membuat Renjun kaget.

"Njir el kagak salah gua bilang ke gitu"ketus renjun.

"Bacot lu!"kesal eliya.

Renjun terkekeh pelan"coba aja lu jawa kalo itu elu"titah Renjun.

Eliya mengikuti perkataan renjun dan benar jawabannya"lah bener"serunya.

Renjun tersenyum"kalau pun ada bidadari turun dari kahyangan untuk gua tetap gua bakalan milih elu,karena lu lebih dari bidadari"sahut renjun.

Mati jangan mati ajalah kalo kegini.

"Ngomong sama siapa mas?"tanya eliya.

"Bidadari"sahut renjun.

Eliya menganggukan kepalanya membuat Renjun menggrukan kepalanya.

Sekuat ini kah hati eliya untuk diluluhkan oleh renjun atau Ia yang kurang kuat.

Akhirnya mereka sampai renjun turun lebih dulu dan membuka kan pintu untuk eliya.

"Gih masuk"titah renjun.

Eliya menarik napasnya dalam dalam.

"Udah gua jelasin ke abang lu masalah tadi"sambung renjun.

Eliya menatap renjun dan melangkahkan kakinya masuk kedalam rumah.

Renjun menunggu eliya masuk sampai wujud eliya menghilang.dan akhirnya renjun pergi karena eliya sudah di dalam rumahnya.

@Evillaquid

[Bully || Dream]|End.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang