2.Versi cantik

329 40 13
                                    

2460 words

HAPPY READING~

Malam ini acara pesta ulang tahun Zulfan. Kali ini Raissa berpenampilan seperti wanita pada umumnya, penampilan feminim serta cantik.

Raissa maupun Reissa menjadi pusat perhatian para tamu undangan di pesta. kedua adik kakak itu sepertinya mampu menyihir setiap orang yang melihat kecantikan mereka.

Raissa memakai atasan warna merah muda yang di padu padankan dengan rok plisket seatas lutut dengan warna senada. Di bagian pinggang juga di pakaikan ikat pinggang bewarna putih yang membuat gadis itu tampak cantik dan trendi. Rambut yang di buat seperti ikal berombak tapi tetap di gerai. Polesan make up di wajah gadis itu nampak membuatnya makin cantik. Tentu Reissa juga tak kalah cantik dari sang adik.

"Kak, aku rasa banyak orang yang ngeliat ke arah kita," bisik Raissa. Gadis itu mencoba menyeimbangkan langkah kakinya. Raissa begitu kesal karena dia di paksa memakai sepatu hak tinggi, padahal dia tidak bisa memakainya sama sekali.

"Jalan aja yang bener, nggak usah pokus sama orang-orang. Eh, kamu nggak bawa kado?" Tanya Reissa yang sadar jika sang adik tak membawa bingkisan kado seperti dirinya.

"Enggak, kata kak Zulfan juga nggak papa aku nggak ngasih kado ke dia," Jawab Raissa enteng memegang tangan kakaknya agar tak terjatuh.

Keduanya mulai berjalan mendekati sang empu yang berulang tahun.

"Happy birthday Zulfan."

Zulfan yang sedang mengobrol dengan teman-temannya menoleh, terseyum melihat Reissa, lalu sepasang mata Zulfan mulai menatap Raissa yang sungguh berpenampilan berbeda dari hari-hari biasanya.

Zulfan juga terlihat sangat tampan, pemuda itu memakai jas bewarna putih senada dengan celana yang dia kenakan juga. Cowok itu menatap Raissa sampai tak berkedip.

"Selamat ulang tahun kak. Maap, Raissa gak bawa kado, hehehe,"Raissa terseyum tipis. senyumannya itu mampu memabukkan Zulfan.

Reissa menjentikkan jari di depan wajah Zulfan, seketika cowok itu sadar dari lamunan kekagumannya.

"Eh, iya, makasih, Reissa, Raissa,"Zulfan nampak salah tingkah.

"Ini hadiah dari aku."Reissa menyerahkan kado pemberiannya.

"Makasih Reissa, aku terima ya."

Reissa mengaguk dan terseyum.

"Kalian nikmati dulu aja pestanya."

"Kak, bener boleh makan semua makanan yang ada di sini?"Tanya Raissa dengan wajah sumringah.

Zulfan mengangguk."Iya, makan saja sepuasnya."

Tanpa rasa malu Raissa berjalan ke tumbukan cup cake coklat, gadis itu mengambil tiga sekaligus cup cake.

"Mumpung gratis dan kebetulan aku bawa kantung plastik, aku bekal aja ah buat di rumah. mahal iho cup cake yang kayak gini," Lirih gadis itu, sembunyi-sembunyi memasukkan beberapa cup cake rasa coklat ke kantung plastik, setelahnya Raissa memasukkan kantung plastik ke dalam tas kecil yang ia bawa.

Seseorang berdehem mengagetkan Raisa. "Jadi tamu gak tau malu."Celetuk orang itu. Sontak Raissa menoleh, menatap cowok tampan memakai setelan jas hitam.

"Eh, ada apa? Gue nggak ngerti maksud lo,"Kata Raissa dengan mimik wajah seolah tak melakukan apapun.

"Itu cup cake nya simpen lagi. Nggak boleh di bawa pulang, terkecuali makan di tempat," Titah Zisan ketus.

Family'S diary (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang