Reissa menjatuhkan badannya ke atas tempat tidur. Ia ingat jelas kata yang Zulfan lontarkan, dan suasana taman yang begitu romatis untuk ia menyatakan cintanya pada Raissa, yang tak lain adiknya sendiri.Bulir bening menetes, tak terasa bantal yang mencoba menyerap air matanya itu sudah basah. Mulai sekarang Reissa harus mundur untuk berharap cinta pada Zulfan!
Tok tok tok
Suara ketukan pintu terdengar, terlihat jelas mamah Ranni masuk dengan dua gelas susu di nampan yang sedang ia bawa, dan ia letakkan di atas meja kecil yang ada.
"Reissa, adik mu dimana? Mamah cari dia gak ada. Dia keluar? Main?"Tanya mamah Ranni, namun tak di jawab oleh sang anak.
Kemudian mamah Ranni duduk di tepi ranjang. "Reissa," Panggilnya lembut.
Reissa memposisikan dirinya duduk, menyeka pipinya yang basah.
"Eh mah, mamah dari tadi si sini?"
Bukannya menjawab, mamah Ranni malah mengelus lembut pipi Reissa. Sorot matanya seakan bertanya.
"Kamu habis nangis?kenapa?"
Tanya mamah Ranni.Reissa mengeleng kepalanya cepat.
"Enggak kok, mah. Reissa gak nangis,"
"Kamu gak bisa bohong sama mamah. Itu hidung sama mata kamu merah gitu kok. Cepat, ceritakan sama mamah ada apa?"
Semenit kemudian kedua mata Reissa berkaca-kaca. Ia hamburan diri memeluk mamah Ranni, tangisnya pecah, ia benar-benar tidak bisa menahan rasa sakit tak berdarah ini.
"Mah, kenapa orang yang aku cinta malah mencintai wanita lain? Apa dia gak sadar, selama ini aku selalu ada di saat suka dan dukanya dia. Dan, Selalu siap untuk mendengarkan semua cerita-ceritanya. Apa dia gak ngelirik atau ngerasain jika selama tiga taun ini aku suka sama dia?!"
Reissa terus bertanya, dengan Isak tangisnya. Mamah Ranni hanya terseyum tipis, kini ia tau masalah apa yang sedang menimpa putrinya yang sudah beranjak dewasa ini.
"Sudah, jangan nangis,"
"Jika kamu gak mau orang yang kamu cinta di ambil orang, atau malah mencintai wanita lain, maka kamu harus belajar buat nyatain cinta kamu ke dia. Bagaimanapun jawabannya, kamu harus siap. Seharusnya dari awal jika kamu menyukainya, kamu nyatakan cinta mu padanya, Reissa,"
Kata mamah Ranni panjang lebar."Jadi, sekarang Reissa harus apa?mundur Atau maju?Reissa udah tau, kalau dia suka sama cewek lain, bukan sama Reissa!"Tanyanya kembali.
"Mundur,"
Reissa melepaskan pelukan itu.
"Kenapa?"
"Karna dia sudah menempatkan wanita yang memang ia sukai. Meski kamu terus mengejarnya, itu semua akan percuma!"Lanjut ucap mamah Ranni.
"Tapi, Reissa sangat mencintainya, mah,"
Reissa masih bingung. Di lubuk hatinya paling dalam, ia masih ingin mengerjar, sedangkan di sisi lain ia merasa sakit hati, saat menyaksikan pernyataan cinta tadi.
"Reissa sayang, coba kamu juga lihat kebelakang. Mamah nyakin, selama ini ada pemuda yang menaruh hati sama kamu. Sama jelasnya seperti kamu selama ini mengejar pria yang kamu suka. Kamu bakal gak sadar, kalo ada seseorang yang menunggu untuk kamu menyerah dalam berjuang dengan cinta tak terbalaskan ini,"
Reissa mengangguk pelan.
"Reissa akan ingat ucapan mamah,"
Mamah Ranni terseyum hangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Family'S diary (REVISI)
HumorGENTRE : ROMATISE-KOMEDI {Buku harian keluarga Almansyah} keluarga kecil yang hidup bahagia, dan terkenal dengan julukan keluarga harmonis oleh para tetangganya. ~Keseruan di tambah dengan kisah cinta anak-anak mereka. "Rumah adalah tempat di mana...