18.Pernyataan

111 15 3
                                    

Keduanya duduk kembali bergabung dengan yang lainnya. Tatapan penuh selidik terarah pada Raissa dan Zisan yang sama-sama memasang wajah datar.

Kenzo menopang dagu, kemudian mulai membuka suara. "Kalian berdua pacaran?"

Raissa dan Zisan saling pandang, kemudian menganguk secara bersamaan.

"Sejak kapan?"Aldi ikut bertanya.

"Sejak barusan," Jawab Zisan dengan santai.

"Wah, akhirnya elo punya pacar, Rais!"Heboh Alisa, menepuk pundak Raissa dengan senyum merengah senang.

Aldi masih menatap Zisan dengan tatapan tak di mengerti. Yang ia tau, Zisan membenci Raissa, begitupun sebaliknya. Tapi, kenapa kedua sejoli ini malah menjalin hubungan? Ah, namanya juga hati, hari ini benci, bisa jadi hari esok malah jatuh cinta, kan?

Aldi kemudian ikut tersenyum. Ia bahagia jika sahabatnya itu sekarang memiliki kekasih, meski itu Raissa!

_____

Usai makan malam di restoran melewati kejadian, dan perjanjian itu, kemudian Raissa pulang ke rumah Alisa, tujuannya hanya untuk menginap, tak lain menemani Alisa.

Kini Raissa dan Alisa sedang menonton film horor melalu laptop milik Alisa. Durasi film yang panjang, di tambah suasana malam yang semakin mencekam, apalagi angin malam yang terasa menusuk tulang, meski badan sudah berbalut selimut tebal.

"Rais, sejak kapan elo pdkt sama Zisan?"

Pertanyaan itu lolos Alisa lontarka, sontak Raissa mem-pause film sejenak, kemudian memposisikan diri untuk duduk.

"Sebenernya gue sama Zisan cuma pacaran kontrak,"Ujar Raissa, terkekeh kecil.

"Apa?Pacaran kontrak?!"

"Aish, kaget sih kaget, tapi janga teriak di telinga gue juga kali!"Dengus Raissa, mengusap kedua daun telinganya.

"Hehehe, gue terkejut lah,"

"Hem, gimana ceritanya kalian bisa pacaran kontrak? Emang ada masalah serius, sampe ngejalanin hubungan kontrak gini?"

Alisa bertanya-tanya. Raissa terdiam, ia harus menjawab apa? Ia juga sama sekali tidak tau jawaban pertanyaan sahabatnya ini.

"Gue gak tau. Udah ah, mau tidur,"

Raissa membaringkan tubuhnya. Menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut. Pikirannya masih bertebaran kemana-mana, meski begitu ia berusaha untuk segera tidur. Ia menunggu hari esok, sekolah dan ulangan!

"Eh ini anak, bikin gue penasaran aja,"

Alisa memilih ikut berbaring juga. Sebelum pergi ke alam mimpi, ia sempatkan dulu untuk mengirim pesan singkat pada Kris.

'Selamat tidur, Beb💚'

****

"Mia, Mei, berhenti!"

Teriak Raffa, melihat kedua kucingnya yang berlari ke sana ke mari, menjatuhka setiap benda yang ada, sampai berserakan di lantai. Mei dan Mia sedang ribut mengejar seekor tidur yang ada di rumah. Kehadiran tidur itu membuat Kucing Mia dan Mei tergangu, ter termasuk Raffa yang berada di rumah sendirian!

"Hufh, berhenti kalian berdua!"

Raffa mengacak-acak rambutnya sendiri, melihat pemandangan rumah yang sudah berantakan tak kaharuan. Barang-barang tergeletak di lantai. Bahkan, sofa ruang tamu sampai robek gegara tikus dan kucing Mia, Mei. Raffa menarik napas panjang, saat kenop pintu perlahan menurun, dan langsung menunjukkan kedua perempuan yang baru saja masuk, membawa ranjang belanjaan.

Family'S diary (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang