12.Gunung jingga Part{2}

125 20 5
                                    

Jangan lupa tinggalkan Vote and komen, ya!Happy reading.

#Tersesat#
_

Selama dua hari belakangan ini Raffa menjalani hari-harinya dengan tidak semangat. Sekarang bocah itu sedang duduk bermalas-malasan sambil menyalakan acara televisi mukbang yang sering ia tonton.

"Hah, kangen banget sama kak Reissa, kak Raissa. Kira-kira mereka kangen aku juga gak, ya?" Pikir anak itu.

"So so an bilang kangen, kalo ada ngajak war terus," Celetuk bang Rafid duduk di samping Raffa sembari memangku mangkuk berisi mie instan yang ia pasak tadi.

"Ya gak papa, malah bosen kalo gak ada mereka," Sahut Raffa memindahkan acara televisi.

Raffa menatap sang Abang yang terlihat nikmat menyantap mie instan yang di temani telur, beserta potongan cabai merah merona.

Bocah itu menelan air liur, tergoda.

"Bang, mau dong!" Pinta Raffa.

Rafid menoleh. "Mau, masak aja sendiri,"Cetusnya duduk membelakangi Raffa.

"Yah, Abang kok gitu? Raffa kan gak bisa masak," Sahutnya, menatap Rafid dengan mata berkaca-kaca.

"Ya makanya belajar. Cuma masak mie instan aja, gampang kok. Jangan manja, kamu tuh laki,"Lanjut Rafid.

Raffa berjalan menuju dapur dengan kaki yang di hentak-hentakkan ke lantai. Anak itu menarik kursi, lalu ia taiki dan kemudian membuka lemari paling atas untuk mengambil sebungkus mie instan.

"Gimana cara masak mie?"Bingungnya menatap satu bungkus mie ditangannya.

"Hah, udah lah, enggak bisa masak aku," Frustasi Raffa, menyimpan kembali mie instannya.

"Huh hah, pedes banget nih!"

Rafid mengibas-ngibaskan tangannya di depan mulutnya. Bibirnya seakan terbakar karena tak sengaja mengunyah potongan cabai merah.
Rafid memang tidak suka pedas, alasan ia menyampurkan potongan cabai ke dalam mangkuk mie nya hanya untuk menambahkan pesona mie saja.

"RAFFA AMBILIN ABANG MINUM!"
Teriak Rafid. Raffa sudah mendengar, anak itu terseyum saat ide jahil melintas di pikirannya.

"IYA, BENTAR BANG!"

Tak lama Raffa datang dengan gelas di tangannya. Rafid segera merebut gelas yang di sondorkan sang adik, lalu dengan cepat meleguk air dalam gelas hingga tersisa setengahnya.

Raut wajah Rafid setelah minum nampak mengerut. "Bwah . ."
Rafid menyemburkan air yang ada di dalam mulutnya ke wajah Raffa. Spontan Raffa mengusap wajahnya yang basah karena semburan bang Rafid barusan.

"Abang, Raffa udah mandi tau!"

"Lagian ini kenapa air yang Abang minum asin?"Kata Rafid, menelisik air yang berhasil ia minum sedikit itu.

"Aku tambahin garam," Sahut Raffa, terkekeh pelan.

"Mampus!" Raffa mengejek. "Mana di tambah upil kecil yang baru di gali lagi," Tambahnya, membuat Rafid tercengang kaget.

"RAFFA!"Teriak Rafid dengan wajah kesalnya, sedangkan sang adik sudah berlari terbirit-birit menghindari kejaran Rafid.

"Kejar kalo bisa, Wleee"

****

Jam sudah menunjukkan pukul 14.10 siang. Para ketua regu sedang bersiap untuk mengikuti acara selanjutnya yang harus mengkhusus kan masing-masing ketua regu yang harus ikut bergabung dalam permainan mencari harta Karun kali ini.

Family'S diary (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang