32. Rencana Thia

101 15 0
                                    

Tiga bulan berlalu

Keluarga Almansyah sedang merasa bahagia karena mendapati kabar jika Anissa tengah hamil dan kehamilannya berjalan 3 minggu.

"Mamah mau punya cucu!"

"Akhirnya jadi juga"

"Yeay~~ punya ponakan"

"Semoga kembar, amin"

Heboh semuanya. Anissa terseyum haru. ia tidak bisa berkata-kata, perasaannya saat ini begitu sangat bahagia, akhrinya kebahagiaan yang di tunggu-tunggu tiba. Sang buah hati.

"Alhamdulillah, akhirnya Allah menitipkan malaikat kecil di perut istri ku"Rafid mencium-cium kening dan pipi Anissa. Istrinya memberikan kebahagiaan yang tiada tara.

"Abang sebentar lagi jadi ayah"

"Istriku, sebentar lagi kamu juga akan menjadi seorang ibu. Terimakasih telah memberikan kabar gembira ini"

Rafid memeluk Anissa.

"Segeralah beritahu kabar gembira ini pada umi dan Ami mu, Anissa. Mereka juga akan ikut bahagia setelah tau kabar gembira ini"Ujar mamah Ranni, mengelus lembut pipi menantunya yang basah karena air mata bahagia yang sempat menetes.

"Iya mah"


***

Raissa sedang berkumpul dengan Alissa, Thia, dan Adel di cafe racer langganan mereka. Mereka tampak seperti sahabat yang tidak pernah terpisahkan. Kemana-mana selalu bersama.

Dua bulan yang lalu Raissa memutuskan untuk berdamai saja dengan Thia dan Adel. Sekarang Raissa nyakin mereka berdua sudah berubah.

"Guys, kita nonton bioskop yuk!"Ajak Thia. "Gue udah beli tiketnya nih"Thia memperlihatkan empat tiket masuk bioskop yang sempat ia beli.

"Ya kali di teraktir gak mau. Ayo lah"Ujar Alissa di sambut gelak tawa.

"Dasar si tukang gratisan!"

"Biarin, wlee"

"Raissa,"Panggil seseorang.

Raissa menoleh. "Eh, Zisan lo ngapain di sini? Lagi nongkrong Juga?"

"Iya. Malam ini jalan bareng yuk"Ajak Zisan tho de point tanpa basa-basi.

"Hem gak bisa. Sekarang gue mau nonton bioskop, terus malamnya mau bantu mamah nganterin catering buat pengajian. Ngak papa kan kalo nanti aja jalan barengnya?"Tanya Raissa selembut mungkin. ia tidak mau Thia dan Adel curiga jika hubungan mereka hanya untuk membuat Thia melupakan Zisan saja.

"Yaudah gak papa. Lanjut aja ngumpulnya,"Zisan mengacak-acak rambut Raissa. Raissa terseyum.

"See you later dear,"

Sedari tadi Thia memperhatikan Zisan dan Raissa. Hatinya terasa sakit, namun ia harus tahan dengan bersikap seolah-olah baik-baik saja.

Adel yang seakan mengerti dengan perasaan Thia sekarang bagaimana, langsung menggengam tangannya dan menggeleng kepala pelan, menandakan ia harus tetap diam sampai akhirnya ia akan mendapatkan Zisan kembali.

"Yaudah, berangkat yuk!"Ajak Adel.

"Yuk!"

____

Family'S diary (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang