15.Kenapa dengan Zisan?

113 18 3
                                    

Berkat bantuan kakek Darmo, Raissa dan Zisan bisa kembali bergabung bersama teman kemping yang lainnya. Dan, kemarin tepatnnya hari terakhir acara perkemahan.

Sekarang Raissa berada di rumah, sedang bersiap untuk pergi menjenguk Zisan di rumahnnya.

"Dahlah, bawa buah-buahan aja,"

"Rais, mau kemana?"

Raissa menoleh, ternyata kakak perempuannya yang bertannya.

"Mau ke rumah Zisan, jenguk-kin dia. Kan dia yang nolong aku dari gigitan ular berbisa tempo hari itu," Sahut Raissa.

"Hem, maapin kakak, ya. Kakak waktu itu gak perhatiin kamu, meski kakak salah satu anggota pembina tapi kakak malah lalai,"

Reissa mengerut sedih. Raissa yang melihat ekpresi sang kakak langsung mencubit gemas bibir Reissa.

"Ish, udah deh jangan minta maap mulu. Sekarang adik kakak yang imut ini sudah ada di hadapan kakak. Kalo masih ngerasa bersalah, minta maap aja pake seblak teh Imas level-5,"Ucap Raissa, dengan akhir kata meminta.

"Hem, nanti malam sambil nonton film horor kakak beliin seblak teh imas deh,"Kata Reissa, di beri acungan jempol
oleh Raissa.

Raissa kini berjalan menghampiri bang Rafid yang sedang pokus dengan layar laptopnya.

"Bang, anterin Raissa kerumah Zisan dong!"Pinta Raissa.

"Pergi aja naik ojol, jangan manja. Abang lagi kerja, hus hus, jangan ganggu deh," Rafid beranjak, kemudian pergi menuju kamarnnya.

"Ealah si abang, bukannya nganterin malah masuk ke kamar," Lirih Raissa.

"Kakak mau ke rumah bang Zisan?"Tanya Raffa yang nongol di kolong meja, berhasil mengagetkan Raissa.

Spontan Raissa terkejut. seakan jantungnya loncat, ia pun langsung menjitak kepala sang adik.

"Aduh, kak Raissa ish,"Ringgis Raffa, mengusap kepalanya.

"Kamu sih, ngagetin aja!"

"Hehehe,"Raffa terseyum kuda.

"Kakak mau ke rumah bang Zisan?" Raffa kembali bertannya.

Raissa menganguk.

"Iya, kenapa? mau ikut? Jangan ah, kamu mah suka ngerepotin. Kalo gak ngerepotin, ya, malu-maluin,"Sanggah Raissa.

"Ish, aku mau anterin kakak ke rumah bang Rafid loh,"Raffa tersungut. Bocah itu menarik helm kecil yang ada di jok motor kecil yang sedang ia naiki

"Nih, pake helm nya! Raffa anter,"

Raissa mengerut dahi, kemudian dalam itungan detik tawa gadis muda itu pecah.

"Hahaha,"

Raffa menatap tak mengerti.

"Ayo kak, Raffa anter naik motor mio Raffa ini," Ajaknya kembali.

"Udah mah motor mio, motornya kecil pula. Kakak? Mana cukup lah. Raffa juga belum Punya Ktp dan stnk, Hahaha"

Raffa memajukan beberapa centi bibirnya. Anak itu menelirik motor mio kecil yang memang takkan mungkin muat untuk Sang kakak naiki.

"Yaudah, jangan naik,"

Dari arah pintu mamah Ranni datang bersama Ustazah Anissa di sampinnya. Raffa langsung menyambut kedua wanita yang baru saja datang itu dengan bahagia. Sasaran Raffa juga kantong plastik yang berisi cemilan yang ia titipkan pada mamah Ranni.

"Eh, Rais, mau kemana kamu?"Tanya mamah Ranni, saat melihat sang anak berdiri dengan ranjang buah di tangannya.

"Ini mah, aku mau jenguk-kin Zisan. Zisan lagi sakit, dia sakit kan gara-gara aku," Jawabnya.

Family'S diary (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang