25.Lamaran

122 20 1
                                    

Dengan iseng Raffa memberi tahu Rafid bahwa ada ustadz yang akan segera menikahi ustazah Anissa. Rafid yang mendengarnya sontak terkejut bukan main. Mati-matian ia menghapal 30 juz Alquran, dan sekarang apa? Akan ada orang yang menikahi ustazah pujaan hatinya?

Rafid sudah rapih dengan baju Koko dan sarung serta peci di kepalanya,tak lupa sorban yang menempel di pundaknya. Rafid terlihat sangat tampan. Rafid sudah bersiap untuk melamar ustazah Anissa hari ini juga.

"Rafid, kamu nyakin mau ngelamar Anissa hari ini? Mamah takut kamu di tolak loh sama Anissa dan kekuargany,"Ujar mamah Ranni, sembari membenarkan jilbabnya.

"Iya, ma, Rafid nyakin,"

Rafid beserta papah dan mamahnya pergi ke rumah Anissa menaiki mobil.

Sesampainya di rumah Anissa, Rafid berserta kedua orang tuanya di sambut baik oleh ustazah Alia--umi ustazah Anissa. Ustadzah Alia merasa bingung dengan kedatangan mereka.

"Hem, kalo boleh saya tanya, ada apa ya kalian datang ke rumah saya begini?"Tanya Ustazah Alia, sambil meletakkan tiga cangkir teh di atas meja.

"Saya mau ngelamar ustazah Anissa,"Ucap Rafid tanpa basa-basi.

Ustazah Alia tersentak kaget. Ustadz Yusuf yang keluar dari kamarnya dan mendengar perkataan Rafid pun tak kalah kaget. Dengan cepat ustadz Yusuf duduk bergabung di ruang tamu. Ia tatap Rafid dari atas sampai bawah. Penampilannya islami sekali.

"Kamu mau ngelemar putri saya?"

"Iya ustadz, saya menyukainya,"

Papah Rehan meneguk ludahnya sendiri. Putranya begitu berani.

"Kamu hanya menyukainya? Apa kamu tidak mencintai?"tanya ustadz.

"Ustaz tau kan istilah dari mata turun ke hati? Dari pertemuan pertama saya dengan putri ustadz, saya sudah merasakan getaran cinta,"Jawabnya sembari senyum-senyum sendiri membayangkan wajah Anissa.

Ustadz Yusuf menoleh pada istrinya.

"Bagaimana ini umi? Apa Anissa mau menerima laki-laki ini? Abi pernah bertemh dengan dia sekali,"bisik Ustadz pada istrinya. Ustazah Alia hanya terseyum dan menganguk.

"Restui saja Abi, pemuda itu tampak cocok dengan putri kita. Umi nyakin dia bisa mencintai dan menjaga Anissa,"Ujar Ustazah Alia.

Ustadz Yusuf masih menatap Rafid sinis. "Sudah kah kau menghapal 30 juz Alquran yang saya sarankan saat pertemuan pertama kita di depan masjid?"Tanya Ustadz.

"Ingsaallah saya bisa. Saya siap menjadi hafidz Alquran dadakan yang di nilai langsung oleh ustad, dan menjadi imam serta suami yang baik untuk Ustazah Anissa. Saya sungguh mencintainya. Saya tidak mau terdahului oleh pria lain untuk meminang putri ustaz,"Tutur Rafid nyakin sepenuh hati tanpa ada keraguan sedikitpun.

"Saya mau mendengar jawaban langsung dari putri saya. Kalian tolong tunggu sebentar di sini,"

Rafid, papah Rehan, dan mamah Ranni menganguk mengiyakan.

"Umi, tolong susul teh Anissa di madrasah. Suruh dia pulang dan jawab langsung lamaran pemuda ini," Titah ustaz Yusuf pada istrinya.

Sembari menunggu ustazah Anissa datang dan memberi jawaban, Rafid dan ustadz Yusuf sedikit mengobrol.

"Kenapa kamu bisa menyukai Putri ku? Berapa kali kalalian bertemu?"

"Cinta tidak memandang status, harta, atau pun rupa. Cinta datang dalam hati. Hati saya berdebar kencang saat saya melihat ustazah Anissa untuk pertama kalinya di alun-alun kota. Pertemuan mungkin tidak bisa di sebutkan berapa kali saya bertemu dengan putri ustadz. Yang pasti sekarang saya mau meng halal'kan putri ustadz, itu pun dengan restu ustadz dan ustadzah,"Ujarnya panjang lebar. Membuat Ustadz Yusuf mengangguk-angguk kepala pelan.

Family'S diary (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang