Raissa pergi ke rumah sakit bersama Zulfan yang bersikeras ingin ikut juga, terpaksa ia harus mengiyakannya. Mereka sampai di rumah sakit kasih bunda. Keduanya menelusuri lorong rumah sakit, sampai akhirnya mereka sampai di satu ruangan Vip lalu masuk.
"Zisan elo kenapa?"
Baru datang Raissa langsung menghambur diri mendekati Zisan yang tengah terbaring.
Zisan terseyum, senyumnya memudar saat ia tau, ada orang lain yang datang juga.Zisan menarik Raissa sampai tubuh rampingnya terduduk di sisi Zisan.
"Sayang, kamu khawatir sama aku?"Tanya Zisan dengan manjanya, menyandar kepala di pundak Raissa. Raissa tau, Zisan bersikap begini untuk memanasi Zulfan.
"Enggak, gue gak khawatir,"
Jawaban Raissa itu membuat Kenzo dan Aldi terkekeh. Sedangkan Zulfan hanya diam.
"Lha, kok gitu sih, say?"
"Say, kamu temenin aku, ya. Aku pasti bakal sakit kalo jauh-jauh sama kamu," Ucap Zisan manja. Raissa bergidik geli.
"Apaan sih lo, say, say, say!" Bisik Raissa.
Zisan terkekeh. "Hehehe, gak papa lah,"
"Sakit apa?"Tanya Zulfan.
Aldi, Kenzo, Raissa, bahkan Zisan langsung menoleh ke arahnya. Zulfan masih memasang wajah datar andalannya.
"Cuma tipes," Jawab Zisan dingin.
"Oh. Cepet sembuh supaya gak ngerepotin Raissa,"Cetusnya.
Zisan memutar bola mata malas.
"Besok malam papa mau ngadain Perta ulang tahunnya. Aku harap kamu datang. Sekali-kali kamu datang ke rumah, mungkin sekedar nanya bagaimana keadaan papa,"Ucap Zulfan dengan menetapkan wajah datar, menatap ke arah Zisan.
Zisan terseyum tipis.
"Emang gue masih di anggap anak sama dia? Dia bahkan gak peduli sama gue. Gue mati atau hidup, dia bahkan gak peduli," Ujar Zisan di Sertai senyuman paksa yang kecut.
"Kamu saja yang terlalu membangkang, jadi berpikir seperti itu terhadapa papah,"Celetuk Zulfan. Membuat Zisan mengepal tangan.
Kenzo yang mengerti jika Zisan sudah hampir terpancing emosi dengan pembahasan yang Zulfan bawa, langsung ber seru untuk menyuruh Zulfan segera pergi.
Zisan melemparkan gelas kaca ke lantai, sampai gelas itu pecah berantakan. Raissa sempat menjerit saat Zisan yang tiba-tiba melempar gelas yang berisi air sampai pecah.
"Raissa, gue titip Zisan ke lo, ya. Jaga dia," Kata Aldi, sembari menarik tangan Kenzo untuk segera keluar dari ruangan Zisan.
Raissa meleguk ludahnya sendiri, lalu berjalan mendekati Zisan.
"Elo seharusnya gak bersikap seperti tadi,"
"Lo tuh butuh keluarga. lo gak bakal seterusnya tinggal sendirian, dan nyalahin terus kalo mamah dan Abang tiri lo yang udah buat ibu lo meninggal, Zisan"Ujar Raissa, langsung mendapatkan tatapan tajam dari Zisan. Zisan dengan kasar menarik Raissa, sampai gadis itu terduduk di pahanya. Meski merasa masih lemah, ia berusaha bersikap seolah baik-baik saja.
"Lo gak ngerti. lo gak bakal paham!"
Raissa sudah menelpon papah Rehan, jika ia akan menginap untuk menemani Zisan di rumah sakit. Papah mengizinkan.
Sekarang Raissa sedang menyuapi makan malam untuk Zisan dengan bubur hangat yang ia beli di tukang bubur lantai dasar.
"Cepet, ini satu suap lagi!" Seru Raissa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Family'S diary (REVISI)
HumorGENTRE : ROMATISE-KOMEDI {Buku harian keluarga Almansyah} keluarga kecil yang hidup bahagia, dan terkenal dengan julukan keluarga harmonis oleh para tetangganya. ~Keseruan di tambah dengan kisah cinta anak-anak mereka. "Rumah adalah tempat di mana...