1. Perihal kecoak

558 62 119
                                    

•2520 words

Happy reading~

°°°

Malam sudah tiba, Semua anggota keluarga sedang menikmati makan malam bersama. Pulang bekerja Rehan sengaja membawa martabak dan susu murni untuk di nikmati keluarganya setelah selesai makan.

Makan malam sudah selesai, kini semuanya berkumpul sembari menonton televisi di ruang keluarga.

"Itu pemeran utamanya o'on atau bodoh sih?" Ketus Raissa merasa tidak terhibur dengan adegan komedi yang selalu terjadi di pemeran utama.

"O'on kaya lu!" Sahut Rafid,
Raissa menatapnya sinis.

"Abang yang o'on," Sembur Raissa tak terima.

"AAAAAAAA!"

Semua orang menoleh ke sumber suara tepatnya dari dalam kamar Raffa. Anak itu berteriak kencang sekali, mungkin tetangga sebelah
pun bisa mendengarnya.

Rehan membuka pintu, semua mata tertuju pada Raffa yang kini berada di atas kemari. Entah bagaimana caranya Raffa naik ke atas lemari, yang pasti anak itu sekarang menunjuk-nunjuk sesuatu.

"Pah, ada kecewa!"Paniknya, memeluk lututnya sendiri.

"Kecewa apa sih, Dek?"Tanya Reissa.

"Itu kecewa yang terbang kayak itu, bentuknya kaya kurma, ih jijik," Raffa bergidik geli.

"Kecowa!" Sewot semuanya. Rehan sampai geleng-geleng kepala melihat tingkah anak laki-lakinya satu ini.

"Dimana kecewanya? Biar Abang usir!"Rafid melipatkan lengan baju yang dikenakannya.

Raffa menunjuk kolong tempat tidur, Rafid segera menyibakkan seprai yang menutupi kolong tempat tidur ke atas.

Betapa terkejutnya Rafid mana kala satu kecowa langsung terbang dan menempel ke wajahnya. Dengan cepat Rafid menepis kecowa itu sampai kecowa yang tidak di ketahui jenis kelaminnya itu terlempar, dan terdampar di lantai. Mungkin
kecowa itu pingsan, entahlah.

"Anjirt, banyak banget kecowa di kolong kasur!" Heboh Raissa. Tubuh Raffa semakin bergetar, anak itu begitu tidak menyukai kecowa, melihatnya saja ia sudah jijik.

"Mamah Raffa takut, Huhuhu..."

Anak itu menangis sejadi-jadinya melihat sang Abang dan para kakak berusaha menangkap satu persatu lalu mereka masukan ke dalam botol.

Rehan merentangkan tangannya untuk bersiap menangkap Raffa dari atas lemari.

"Raffa lompat, papah tangkap dari bawah!" Titahnya namun anak itu menggeleng. Ayolah selain takut kecoak Raffa juga takut ketinggian!

"Cepat sayang, lompat!"Ranni ikut menyuruh. Anak itu menarik napas lalu mengeluarkannya dengan perlahan. Takut, takut, anak itu memaksakan untuk melompat.

Hap!

Rehan menangkap putra kecilnya, kini Raffa berada di gendongannya.

"Huhuhu... Papah Raffa takut kecewa," Cicitnya manja.

"Kecowa Raffa, bukan kecewa!"
Ranni mengkoreksi.

"Ya itu yang terbang, Raffa nggak suka, jijik banget, kaya kak Raissa," dalam ketakutan anak itu masih saja memancing sang kakak untuk ribut dengannya. Raissa berdecak, gadis itu mulai menyunggingkan senyum jahil.

"Takut sama kecowa?"

Raffa mengangguk.

"Nih!"

Raissa melemparkan satu kecowa yang sudah mati ke arah Raffa, alhasil Kecowa yang tak bersalah dan sudah mati itu menempel di wajah Raffa.

Family'S diary (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang