23. father and son relationship

105 20 6
                                    

Hai guys, maap ya jarang update.

Di part kali ini spesial tentang Zisan.

Jangan lupa vote and komen, ya.

***
Flashback on

Seorang anak laki-laki berumur empat taun sedang duduk di pinggiran kasur, memandang wajah sang mama yang sedang terbaring lemah, dengan wajah pucat pasi.

Wanita itu-- Rosa mama Zisan. Rosa terseyum, dan mengusap lembut pipi putranya. Keinginan untuk ia hidup sangatlah besar, namun ia tak bisa menentang takdir, jika hidupnya tidak akan lama lagi. Ia tatap lekat wajah putranya, kemudian memposisikan diri untuk duduk.

"Zisan, mama harap kamu tumbuh menjadi sosok pria baik seperti papa mu nanti,"Ujar Rosa mencium pucuk kepala putranya.

"Ma, Zisan sayang mama,"

Rosa terseyum, kemudian ia peluk putranya dengan penuh kasih sayang seorang ibu.

"Mama juga sayang Zisan. Jika mama pergi, kamu harus menjaga diri kamu sebaik mungkin, ya,"

Mendengar ucapan sang mama, Zisan kecil menengadahkan kepalanya, tak lupa dengan kerutan kening yang membuat wajahnya terlihat imut. ia menatap lekat wajah mama.

"Maksud mama apa?"

"Mama mau pergi kemana?"

Rosa tersenyum lemas mendengar pertanyaan dari putra kecilnya itu.

"Mama akan pergi jauh,"Sahutya.

"Kalau begitu Zisan akan ikut mama,"
Ujar Zisan spontan, masih mengembangkan senyum manisnya. Dengan manja Zisan berbaring di paha Rosa, dan tak melepas genggaman erat tangan mama.


"Kenapa mama menangis?"

Rosa benar-benar tak kuat lagi. Kasih sayang terhadap putranya begitu besar. Sebelum ia pergi, ia sempatkan diri untuk menghujani wajah putranya dengan ciuman kasih sayang, yang tak lain ciuman selamat tinggal. Ia akan pergi. selamanya.

"Mama cuka kelilipan doang kok,"

"Ma, kenapa papa tidak pernah pulang ke rumah? Apa papa tidak tau jika sekarang mama sedang sakit?"Tanya Zisan.

"Sayang, papa sedang kerja, cari uang untuk semua kebutuhan kita,"Jawab Rosa berbohong, padahal ia tau pasti jika suaminya sedang menghabiskan waktu bersama istri ke dua, dan putra pertamanya.

Rosa istri pertama, namun setelah tujuh taun menikah, Rosa dan Arka belum di karuniai seorang anak. dengan keputusan besar, Rosa menyuruh suaminya untuk menikahi sahabatnya sendiri yaitu, Mia. Meski awal-awal Arka dan Mia tidak mau, namun Rosa tetap memaksa untuk menikahkan keduanya. Rosa berpikir, mungkin dengan kehadiran buah hati, Arka akan merasa bahagia. Rosa sering melihat Arka yang selalu membeli baju bayi setiap minggunya, bahkan sepasang suami istri itu sudah menyiapkan kamar seorang anak, namun sudah kehendak sang maha kuasa, jika harus ada orang ketiga di antara Rosa dan Arka sebelum Zisan hadir di kehidupan sepasang suami istri yang awalnya bahagia.

Tiba-tiba Rosa sesak nafas, dadanya turun naik. Zisan yang memperhatikannya langsung panik, berusaha menolong mama yang mulai kesulitan bernafas. Tapi, Apalah daya seorang anak kecil berumur empat taun, yang berada di rumah dengan posisi ia hanya tinggal berdua dengan sang mama.

Family'S diary (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang