20.family outing

115 19 0
                                    

Hi friends, maap ya jarang update.
Jangan lupa tinggalkan vote and komentar! Biar tambah semangat author nulisnya.

Happy reading
_


Pagi ini keluarga Almarsyah sedang sarapan bersama. Raissa tidak bersekolah, karena ia sekarang sedang menikmati masa libur kenaikan kelas. Reissa tentunya tidak akan bersekolah di SMA lagi bukan, karena ia sudah lulus. Reissa akan lanjut berkuliah di universitas Garuda, jurusan kedokteran.

Setelah sarapan pagi bersama, kini mereka sedang bersiap-siap untuk pergi ke mal.

"Pak Toni, jaga rumah, ya. Saya sekeluarga mau keluar sebentar" Ujar Mamah Ranni.

"Siap, Bu!"Sahut pak Toni, memberi hormat.

Mamah Ranni berjalan dengan tas yang ia jingjing. Lalu mamah Ranni masuk ke dalam mobil toyota putih, duduk di kursi depan samping papah Rehan yang mengemudi.

Mamah Ranni melirik ke kursi belakang, ke empat anaknya nampak memasangkan wajah cemberut karena mereka harus duduk berdempetan seperti ini. Mamah terkekeh.

"Mah, sempit lho. Rafid sesek nafas, mana si Raissa bau ketek lagi,"Gerutu Rafid, menutup hidung mancungnya, meski sejujurnya adiknya itu tak bau sama sekali. Rafid hanya ingin membuat Raissa kesal saja.

"Rafid bawa mobil aja lah,"

"Gak boleh. Satu mobil aja cukup,"

Raissa mendelik kesal. Begitupun Rafid yang mendengar jawaban dari sang mamah.

"Ih apaan sih. Aku wangi gini kok,"

"Bau,"Ledek Rafid, menjulurkan lidahnya.

Raissa memutar bola mata malas. jika ia terus menanggapinya maka abangnya itu akan membuat ia bertambah kesal saja.

Tak butuh waktu lama mereka sampai di depan mal besar yang baru saja buka dua bulan yang lalu. Mal itu terlihat begitu ramai.

Satu keluarganya mulai melangkah masuk. Seperti biasanya Rafid akan menjadi sorotan para kaum hawa yang ada di mal itu. karena dengan tampang wajahnya yang tampan, dapat membuat para wanita melirik.

Rafid terseyum bangga.

"Itu cewek-cewek kenapa pada liatin Abang gitu sih?" Bisik Raissa yang berjalan di samping Rafid. "Abang kan bukan artis,"

"Abang kan ganteng, jadi wajar aja mereka pada terpesona," Sahutnya dengan pede.

"Hilih, wajah Abang kampungan gitu di bilang ganteng," Celetuk Raffa. "Gantengan juga Raffa. Iya kan, mah?" Raffa melirik mamah Ranni yang keasyikan bergandengan tangan dengan papah Rehan sambil mengambil poto berdua. Raffa berdecih.

"Huh, anak-anak di lupain,"Celetuk Raffa mendengus.

"Kali-kali papah Poto bareng mamah, Raf,"Sahut papah terkekeh.

Mereka mampir terlebih dahulu ke salah satu butik pakaian wanita. Mamah Ranni sudah bersiap dengan ranjang di tangannya, bersiap untuk memilih baju-baju bagus yang akan ia beli, lalu ia kenakan dan ia pamerkan pada teman-teman arisannya.

"Reissa, Raissa, kira-kira ini cocok gak buat mamah? Hem, menurut kalian agak terlalu rame, gak?" Tanya mamah Ranni pada kedua anak perempuannya, sambil menunjukkan pakaian yang di maksud.

Raissa mengangkat bahunya. "Cocok-cocok aja. Lagian Raissa mana tau apa yang mamah suka kalo soal pakaian kayak gini,"

Mamah Ranni terseyum kecut.

"Menurut kamu gimana, Reis?"Mamah Ranni kembali bertanya pada Reissa yang sedari tadi terlalu pokus dengan handphone di tangannya, sampai tak menjawab.

Family'S diary (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang