Regu kelompok untuk acara kemping nanti sudah di atur. Raissa menjadi ketua kelompok Tulip. Anggonya ada
enam orang : Alisa, Amel, Bella, Chika, Denia, dan Emil. Jumlah keseluruhan per anggota regu adalah tujuh orang."Wah, kita satu regu nih,"
Heboh Emil berjingkrak-jingkrak"Iya, gue nggak yangka bisa satu kelompok sama lo, Raissa," Bella menepuk pundak Raissa, Raissa hanya terseyum tipis.
"Lo seneng bisa satu regu sama gue?" Tanya Raissa, Bella menganguk.
"Siap-siap nih, banyak barang yang harus kita bawa. Kantong kita nanti pasti berat," keluh Denia saat melihat daftar bawaan yang wajib dibawa.
"Belum apa-apa lo udah ngeluh," Timpal Amel, Denia terkekeh.
"Katanya acara kemping mau di adain di gunung jingga, Ya?" Tanya Alisa, semuanya mengangguk mengiyakan.
"Iya, katanya di gunung jingga,"Sahut Chika, kedua matanya masih pokus dengan layar hp.
"Ihs, banyak mitos tau di sana!" Timbal Amel dengan tampang serius.
Ya seperti itulah Amel, sering menebar mitos dimana-mana, entah itu mitos sekolah yang dulunya kuburan. Mitos tentang duduk di depan pintu akan mempersulit bertemu jodoh, serta banyak lagi mitos yang gadis itu ketahui.
"Ah? Masa iya"
"Iya, lo kagak tau sih."
Raissa menarik napas lalu menghembuskannya perlahan. Gadis itu menempelkan pipinya di meja, lalu memejamkan matanya sesaat.
Brugh!
Tanpa diprediksi Raissa terjatuh dari tempat duduknya, langsung mengusap pantatnya yang terasa nyeri. Gelak tawa seisi kelas mulai menggelegar, menatap tajam setiap orang yang menertawakannya. Semuanya terdiam seketika, terkecuali satu orang.
"HAHAHA."
"MAMPUS!"
Zisan memegangi perutnya yang terasa geli, cowok itu tidak henti menertawakan Raissa yang terjatuh.
"Diem lo!" Teriak Raissa.
Alisa langsung membantunya untuk berdiri. Gadis itu menepuk-nepuk telepak tangannya kemudian karena debu lantai yang menempel.
°°°
Malam ini Reissa akan makan malam bersama dengan Zulfan, tentunya hanya berdua. Sekaligus menyatakan perasaanya pada cowok manis itu.
Reissa datang ke restoran yang sudah di janjikan Zulfan. Gadis itu terseyum saat melihat Zulfan yang baru saja tiba dan duduk di kursi depannya.
"Maap Reissa, aku telat. Kamu pasti nunggu lama, ya?" Tanya cowok itu dengan perasaan tidak enak.
"Aku juga baru datang kok," jawab Reissa disertai senyuman manis.
Reissa terlihat sangat cantik dengan dress bewarna biru tua yang melekat di tubuhnya. Rambutnya di gerai ditambah hiasan jepit bewarna putih mutiara sebagai hiasan.
"Kamu cantik, Reis," puji Zulfan membuat pipi Reissa bersemu merah.
"Um–ma–makasih.".
"Kamu ngajak diner sama aku kayak gini ada maksud tertentu apa?"Tanya Zulfan menatap Reissa serius.
"Aku cuma ngajak makan malam bersama aja kok, hehehe, nggak ada maksud apa-apa," Sahut gadis itu.
Makan malam keduanya berjalan lancar. Di sela-sela makan malam, mereka mengatasi rasa canggung dengan mengobrol-ngobrol kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Family'S diary (REVISI)
HumorGENTRE : ROMATISE-KOMEDI {Buku harian keluarga Almansyah} keluarga kecil yang hidup bahagia, dan terkenal dengan julukan keluarga harmonis oleh para tetangganya. ~Keseruan di tambah dengan kisah cinta anak-anak mereka. "Rumah adalah tempat di mana...