1 - AXELINO DAN MURID BARU

79.3K 6K 358
                                    

*Note:

Ceritanya sedikit aku ubah dari yang sebelumnya, jadi buat para pembaca lama yang baca ulang aku minta maaf yang sebesar-besarnya 🙏🏻🙂

Dan buat yang pada nyasar di tiktod, maaf juga kalo gak sesuai sama ekspetasi kalian, because kan niat aku kemarin unpub cerita ini karena ada yang harus di perbaiki dari alurnya dan para tokohnya juga xixixi >_<

Mungkin cukup sekian dari aku. So, happy reading! 🤍

****

Jika memang ini mimpi, tolong jangan ada yang membangunkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jika memang ini mimpi, tolong jangan ada yang membangunkan. Karena semua pertanyaan ini membutuhkan sebuah jawaban.

🍀🍀🍀

"Axelino."

Sebuah panggilan dari belakang membuat seorang pemuda yang tengah bergelut dengan laptop di hadapannya langsung menoleh ke sumber suara. Netranya menemukan raga sang Papa yang menenteng tas juga jas hitam yang sudah terlepas dari tubuhnya.

Axel tersenyum tipis lalu beranjak dari ruang keluarga menghampiri sang Papa yang berada di ambang pintu.

"Lembur lagi?" tanya Axel sembari membantu Arsenio -papanya- untuk duduk di sofa.

"Iya, habis meeting sama klien buat projek baru bulan depan."

Axel mengangguk paham.

"Jangan terlalu capek, Pa, jangan lupa minum obat juga. Axel gak mau Papa sakit lagi." Axel berpesan.

Arsenio mengukir senyum tipis. "Papa baik-baik aja, Xel."

"Semoga selalu seperti itu."

Keduanya mengangguk. Waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. Sudah waktunya bagi Axel sebagai seorang pelajar untuk tidur karena besok ia harus kembali bergelut dengan tugas-tugas sekolahnya di semester baru ini.

"Axel ke kamar duluan. Papa jangan lupa mandi pake air hangat. Nanti Axel suruh Mbok Inah siapin semuanya buat Papa."

Arsenio kembali tersenyum dan mengangguk. Putranya itu memang sangat posesif jika sudah menyangkut kesehatan dirinya. Namun, Arsenio sangat bersyukur mempunyai Axel.

Putra kecil semata wayangnya yang kini sudah beranjak dewasa, sangat menyayanginya dan menjaganya sepenuh jiwa dan raga.

Raga Axel mulai menjauh dan menaiki tangga untuk menuju kamarnya yang ada dilantai atas, namun saat di pertengahan tangga Arsenio kembali memanggil putranya.

"Axelino." Arsenio kembali bersuara.

Axel menghentikan langkahnya lalu menoleh dengan raut bertanya.

Arsenio lantas mengulas senyum tipis, "Kamu langsung tidur aja, biar Papa yang suruh Mbok Inah nanti."

AXELINO [ END ✓ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang