40 - CINTA DAN MASANYA

23.1K 2.5K 353
                                    

Aku kembali uhuyyyy!!

Dari siang sampai sore ngemilin soffel, malemnya ter-Axel-Axel🤸🏼💃🏻

Happy reading!!

Jagan lupa vote sama komen yan sayang-sayangnya akuuu!!!

Jatuh cinta pada pandangan pertama, dan butuh waktu 20 tahun untuk mendapatkan balasan cintanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jatuh cinta pada pandangan pertama, dan butuh waktu 20 tahun untuk mendapatkan balasan cintanya.

— Arsenio Megantara

🍀🍀🍀

"Gimana? Udah ada yang nemuin belum?" tanya Zia.

Kini mereka berenam tengah melakukan panggilan telepon secara grup.

"Gue sama Yanto neduh dulu bu. Ujannya Dedes banget gila." Morgan berteriak di dalam telepon membuat telinga Zia pengang.

"Jangan teriak-teriak monyet." Itu suara Arga. Terdengar begitu tenang.

"Posisi lo berdua dimana dah?" tanya Dikara.

"Di halte dekat sekolah guys," sahut Morgan.

"Lo dimana, Ga?"

"Rumah pohon. Kejebak hujan juga gue."

Zia masih fokus menyetir, melihat ke kanan dan ke kiri, namun tak mendapat tanda-tanda keberadaan Axel di sini.

"Lo dimana, Zi?" tanya Flora.

"Gue di taman, tapi sepi gak ada siapa-siapa. Lo dimana Flow?" Zia bertanya balik.

"Ini Dika lagi puter arah, barusan abis dari sirkuit tapi sepi. Gak ada siapa-siapa juga."

"WOY ANJENG ADA KODOK, HUS HUS PERGI KAU KODOK JELEK!" pekik Morgan heboh bersama Keano.

"Lo berdua rusuh mulu asu," kesal Dikara. "Gue pelintir juga batang lo berdua lama-lama."

"Ada kodok, Dik, anjing. Geli iwh."

"Yang bener kodok apa anjing sih?" tanya Flora.

"Kodok setan!"

"Kodoknya jelmaan setan nih?"

"Capek gue sama Bunga," keluh Morgan.

"Lagian lo sama kodok doang takut, Gan," cibir Arga.

"Kodok itu mahluk yang sangat menggelikan, tuan Bagaskara."

"Alay."

"Serah lo aja dah pawangnya kodok," sahut Morgan kesal.

Zia terkekeh mendengar omelan Morgan. Cowok itu selalu menjadi sasaran empuk para sahabatnya untuk menjadi bahan bullyan.

Tiba-tiba Zia tak bisa mendengar lagi suara mereka. Zia mengernyitkan dahinya lalu meraih ponselnya di saku celana untuk memastikan, mengapa panggilannya terputus.

AXELINO [ END ✓ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang