NIH AKU NEPATIN JANJI, MALAM INI AKU BALIK LAGI!!
TARIK NAFAS DULU SEBELUM BACA, SIAPIN TISU KALO EMANG KALIAN MEMBUTUHKAN.
SIAPP??
OKE, LET'S GOOO!!
HAPPY READING!!
JANGAN LUPA VOTE SAMA KOMENNYA ANAK BAIK!!
YANG CUMA NUMPANG BACA TERUS GAK NGASIH VOTE AKU CUBIT GINJALNYA😠
🍀🍀🍀
"Mama...," ucap Dimas dengan suara bergetar.
Merasa kenal dengan suara berat itu, Diandra sontak menolehkan kepalanya ke belakang. Mata cantik Diandra seketika membulat sempurna kala melihat pemandangan di depannya adalah sosok yang selama ini ia rindukan.
"A-abang..."
Diandra tak percaya dengan siapa ia berhadapan saat ini. Dia, Alexander Dimas Prawinata, atau yang kalian kenal sebagai Adimas Prawinata.
Kini Diandra tengah berhadapan langsung dengan kedua putranya. Putra yang sama-sama lahir dari rahimnya sendiri. Putra yang sama-sama tersakiti oleh kelakuannya sendiri.
"Mau Mama, apa Ael yang jelasin ke Abang?" celetuk Axel, membuat keduanya sama-sama menoleh ke arahnya.
"Maksud lo apa?" tanya Dimas dengan nada sedikit membentak.
"Ael...." Diandra menggeleng lemah. Ia tak bisa berkata apa-apa lagi.
Axel membalas tatapan Dimas dengan tenang. "Seorang bayi laki-laki yang terlahir sebagai Alexander Davian Megantara, yang sekarang berganti nama menjadi Alexander Dimas Prawinata."
"Bayi laki-laki yang dikabarkan meninggal saat masih berusia 3 bulan karena di culik oleh pesaing bisnis keluarga Megantara dan keluarga Prayudha."
"Bayi malang yang saat masih dalam kandungan di sia-siakan oleh ayahnya, dan ketika sudah lahir dipisahkan dengan ibu kandungnya sendiri karena ulah ayahnya juga."
Axel menjeda ucapannya dan melirik pada Diandra yang sudah berderai air mata sembari mengepalkan tangannya begitu kuat.
"Kakak." Diandra tertunduk di hadapan Axel.
Bersamaan dengan itu, sebuah mobil Alphard berwarna hitam berhenti tepat di depan rumah dan memunculkan sosok Arsenio yang baru saja pulang dari kantor.
Arsenio terkejut bukan main ketika melihat istri tercintanya tengah menahan tangis sembari tersungkur di hadapan putranya sendiri. Begitupun dengan kehadiran sosok remaja tampan yang masih mengenakan seragam sekolahnya.
Arsenio jelas tahu siapa remaja itu. Awalnya Arsenio mengenal dia sebagai rival dari sang putra, namun seiring berjalannya waktu, Arsenio tahu siapa sebenarnya seorang Dimas Prawinata itu.
"Ada apa ini?" Suara bariton Arsenio menginterupsi.
"Ada Abang, Pa," jawab Axel sembari menunjuk Dimas menggunakan dagunya.
"Apa-apaan ini, Axelino? Nggak, lo bukan adik gue!" elak Dimas.
"Tapi faktanya seperti itu, Dim." Axel kembali menegaskan.
Dimas menggeleng cepat. "Kagak usah ngelawak. Lawakan lo garing! Kalo pun lo adek gue pasti karena nyokap gue nikah sama bokap lo, kan?" Dimas menoleh pada Diandra dan ikut menundukkan tubuhnya. "Ma, iya kan? Axel bukan anak kandung Mama, kan? Mama nikah sama papanya Axel, kan, Ma?" cerca Dimas pada Diandra.
Diandra mendongak, memberanikan diri untuk menatap putra sulungnya.
"Axel anak Mama, Bang," jawab Diandra sembari terisak.
KAMU SEDANG MEMBACA
AXELINO [ END ✓ ]
Jugendliteratur#MEGANTARASERIES 1 👑 Jika semua laki-laki mengatakan bahwa seorang ibu adalah cinta pertamanya, maka hal itu tidak berlaku bagi seorang Axelino Dylan Megantara. Karena jika ditanya hal apa yang paling Axel benci, ia akan menjawab tanpa ragu bahwa i...