32 - MENEMUI GERALDO

22.8K 2.5K 240
                                    

Aku kembali!!!

Uhuyyyy!!

Gila malem banget!!

Sorry ya!!

Happy reading!!

JANGAN LUPA VOTE SAMA KOMEN YAA!!

YANG GAK VOTE SAMA KOMEN SHARE LOCK SEKARANG JUGA!! BIAR KU KIRIM SANTET KE RUMAH KALIAN!!

YANG GAK VOTE SAMA KOMEN SHARE LOCK SEKARANG JUGA!! BIAR KU KIRIM SANTET KE RUMAH KALIAN!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Bukan tidak mau memperbaiki, namun rasa kecewa sudah terlalu mendominasi.

🍀🍀🍀

Arga terperangah melihat sikap manja Axel pada Zia. Pasalnya, ini kali pertama Axel menunjukkan sikap aslinya pada orang lain selain orang-orang terdekatnya.

Ditambah cowok itu meminta Zia untuk membalas pelukannya.

Arga bergeming di tempatnya, selain bernafas dan berkedip cowok berparas manis itu berusaha meneguk salivanya dengan susah payah kala Zia menuruti permintaan Axel.

Bukan hanya Arga yang merasa shock, tapi Dikara, Flora, Morgan, dan Keano juga tak habis pikir dengan sikap Axel yang begitu tiba-tiba.

Saat ini mereka semua tengah berada di parkiran. Tak lupa dengan Zia yang berjalan di samping Axel sedari tadi.

"Lo yakin mau nganterin Zia?" tanya Dikara pada Axel yang tengah mengambil helm miliknya.

"Kenapa enggak? Dia berangkat bareng gue," balas Axel sembari memberikan jaketnya pada Zia. Zia pun menerimanya tanpa sungkan. Seperti hal itu sudah biasa Axel lakukan padanya.

Ya memang biasa bagi Zia. Lain halnya dengan Arga dan para sahabatnya yang lain. Perhatian kecil yang Axel berikan pada Zia sukses membuat kepala Arga sedikit pening.

Pening karena selama Arga mengenal Axel, baru kali ini Axel memiliki rasa peduli kepada orang lain, termasuk perempuan.

"Udah?" tanya Axel pada Zia yang sudah mengikat jaket milik Axel di pinggang rampingnya.

"Udah." Zia lantas menaiki motor Axel dengan bertumpu pada pundak cowok itu.

Tangan Axel bergerak merapihkan rok Zia sampai benar-benar menutup paha mulus sang dara. Setelah di rasa selesai, Axel langsung menyalakan mesin dan berpamitan pada yang lain.

"Duluan," ujarnya sembari menancapkan gas dan roda motor pun perlahan bergerak meninggalkan pelataran sekolah.

Sepeninggalan Axel dan Zia, akhirnya Flora dan yang lainnya bisa bernafas lega.

"Gila! Gak kuat gue sama sikap manisnya Axel!" Flora heboh sendiri.

"Tuh bocah siapa yang ngajarin anying?" heran Morgan.

"Berdemeg banget bos!" ujar Keano yang sudah duduk manis di motornya.

Dikara menggeleng tak percaya. "Parah sih, mereka yang pelukan, gue yang engap."

AXELINO [ END ✓ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang