33 - PERISAI PELINDUNG

22K 2.4K 183
                                    

SELAMAT PAGI!!

SEMALEM KETIDURAN GUYS MON MAAP☹️

INI BARU BANGUN TIDUR BANGET NI!!

HAPPY A NICE DAY!!

SEMOGA HARI INI MENJADI LEBIH BAIK LAGI DARI HARI SEBELUMNYA!!

Happy reading!!

JANGAN LUPA VOTE SAMA KOMEN YAA!!!

Cara lo terlalu murahan, buat bisa bersaing sama berlian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cara lo terlalu murahan, buat bisa bersaing sama berlian.

—Argadana Zayn Bagaskara.

🍀🍀

Sekolah kembali diramaikan oleh kedatangan Axel dan juga Zia. Audrey yang baru saja turun dari mobil sontak dibuat kebakaran jenggot kala kedua insan itu pun keluar dari mobil BMW warna putih milik Axel.

"Tumben banget sih pake mobil," celetuk Zia sembari menyampirkan tasnya.

"Lagi pengin aja," jawab Axel. "Ayo ke kelas."

Zia mengangguk lalu berjalan di samping Axel. Bisik-bisik dari beberapa siswa-siswi yang membicarakan keduanya sangat terdengar jelas di telinga Zia, membuat gadis itu sedikit risih.

"Gak usah di dengerin," celetuk Axel yang mengetahui Zia yang terlihat tidak nyaman.

"Orang ke dengeran sih." Zia menyahut ketus.

"Lo punya dua tangan yang utuh kan?"

Zia menoleh pada Axel dan sedikit menengadah karena tinggi cowok itu lebih tinggi darinya.

"Gunain kedua tangan itu buat tutup telinga lo rapat-rapat."

Axel menghentikan langkahnya lalu menunduk menatap manik Zia, membuat Zia sontak menahan nafas.

"Jangan dengerin omongan jelek dari mulut manusia yang gak punya otak dan hati."

Seringai di bibir mungil Axel tercetak sembari menaikan sebelah alisnya. Tangan pemuda itu bergerak mengusap puncak kepala Zia, dan setelahnya Axel melakuka ritual wajibnya. Menyentil kening Zia.

Zia tak berkutik. Omongan cowok itu memang ada benarnya juga. Zia tersentak kaget kala tiba-tiba Axel langsung menarik dan membawanya menuju kelas.

Senyum Zia tercetak tipis kala melihat tangannya yang dicekal oleh Axel. Tangan Axel terasa hangat dan Zia merasa nyaman.

"Pulang sekolah jadi kan?" tanya Axel.

Zia mengangguk. "Lo bawa baju ganti?"

"Bawa, lo?"

"Lupa ehehe, pinjam jaket lo, ya?" pinta Zia sembari mengembangkan senyumnya dan mengerutkan hidung. Sangat terlihat lucu, seperti anak kucing!

Axel manggut-manggut. "Lama-lama jaket gue pindah majikan."

AXELINO [ END ✓ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang