52 - PANTI ASUHAN

23.4K 2.5K 558
                                    

Haii, balik lagi sama akuu!

Aku mau nanya dong, hal apa yang bikin kalian overthinking banget sampe-sampe kalian down?

Kalo aku, selalu insecure sama para author yang rajin update ehehe☺️

••||••

Happy reading!!

Tak henti mengucapkan rasa syukur dengan apa yang aku punya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tak henti mengucapkan rasa syukur dengan apa yang aku punya. Karena yang aku punya belum tentu orang lain punya juga. begitupun sebaliknya.

🍀🍀🍀

Hari Minggu pagi, Zia sudah bersiap untuk pergi bersama Axel ke panti asuhan. Sesuai janji Axel saat itu, keduanya akan kembali berkunjung ke panti asuhan untuk mengajak anak-anak main.

Juga, Axel mengatakan bahwa ia ingin sedikit berbagi kepada mereka. Hal itu membuat Zia merasa kagum dengan sosok Axel yang mempunyai sikap rendah hati kepada sesama manusia.

Awalnya Zia pikir, Axel adalah sosok mahluk hidup yang tidak memiliki perasaan kepada sesama manusia, namun ternyata dugaan itu salah.

Dulu Zia pernah berfikir bahwa seseorang bernama Axelino adalah seorang berandalan, kejam, tidak memiliki hati nurani, bahkan Zia mengira bahwa Axelino yang ia cari adalah laki-laki buronan para guru, nyatanya seorang Axelino adalah anak emas para guru.

Pemuda tampan nan dermawan yang memiliki segudang prestasi. Ya, kurang lebih seperti itulah Zia menilai sosok Axel di hidupnya.

Tanpa sadar, senyumnya mengembang ketika di layar ponsel tertera nama Axel mengirimkan pesan. Ia mengatakan sudah berada di lobby apartmentnya. Tak ingin membuat sang Adam menunggu lama, Zia lantas buru-buru memberi pesan balasan sebelum kejadian semalam terulang kembali. Dimana Axel terus mengirimkan pesan saat ponselnya lowbat dan Zia malah asik menonton drama di laptopnya.

Zia mengambil dompet, power bank, tak lupa kotak makan berisi sandwich yang tadi ia buat khusus untuk Axel. Zia memasukan barang-barang itu ke dalam sling bang miliknya. Setelah di rasa semuanya selesai, Zia langsung keluar unit dan tak lupa menguncinya.

Sesampainya di lantai dasar, senyumnya semakin mengembang sempurna kala melihat raga berbalut jaket jeans yang di dalamnya ia memakai kaos polos berwarna putih dengan celana jeans berwarna cream, juga sepatu sneaker berwarna senada dengan kaos yang Axel kenakan saat ini.

Senyum Zia kian menghilang kala melihat kedua alis tebal milik Axel menukik. Zia melihat dirinya dari bawah sampai atas. Gadis itu baru menyadari bahwa warna outfit dirinya dengan Axel sama.

Zia perlahan melangkah mendekati Axel, dan di sambut senyuman tipis dari cowok itu. Kehadiran Zia membuat lengkungan senyum di wajah resepsionis yang tengah berjaga seketika menghilang.

"Yah, nungguin ceweknya ternyata," ucap sang resepsionis dengan raut masam. Pasalnya sedari tadi dia terus memandangi wajah Axel yang begitu tampan dan membuat hatinya berbunga-bunga.

AXELINO [ END ✓ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang