⚠️ 15++
⚠️ Tidak untuk ditiru!
⚠️ Banyak-banyak ngucap istighfar.
Happy reading! 🤍
Seorang anak akan selalu mengenang pengalaman yang sangat mengesankan dari kedua orang tuanya. Baik itu positif atau negatif, sebuah kenangan yang pernah mereka perbuat akan selalu dia ingat sampai dia dewasa.
🍀🍀🍀
"Lo balik ke rumah gue kan?" tanya Arga.
"Ya," jawab Axel masih sibuk dengan game di ponselnya.
"Maen hape terus maneh, nabrak jelema tau rasa siah," kata Morgan.
"Hmm."
Kelimanya tengah berjalan menuju parkiran dimana motor mereka diparkirkan. Axel nebeng pada Arga karena motor cowok itu masih ada di rumah Arga.
Brukk!
Tiba-tiba seorang gadis dengan membawa tumpukan buku menabrak bahu Axel, hal itu membuat Axel menggeram kesal.
"Anjing mati!" pekik Axel frustrasi.
"Sorry, sorry." Gadis itu langsung menunduk mengambil buku-bukunya yang berserakan.
Morgan yang menyaksikan itu hanya bisa menghela nafas pelan.
Kan nabrak, aing bilang juga apa.
Sedangkan Arga yang melihat gadis itu tengah kesusahan, sontak menundukkan tubuhnya membantu gadis itu mengambil buku-buku yang berserakan.
"Nih." Arga mengulurkan empat buku tebal pada gadis itu.
"Thanks," ucap gadis itu menerima buku yang Arga berikan lalu ia menyelipkan rambutnya ke daun telinga.
"Zia?"
Gadis itu kembali menoleh dengan raut kaget, "Loh, Arga ya?"
Arga tersenyum tipis. "Iya."
"Thanks, Ga."
Arga mengangguk samar. "Lain kali hati-hati jalannya."
Axel yang menyaksikan itu memasang raut datar, memutar bola matanya malas, moodnya seketika jelek. Gadis itu malah asik mengobrol dengan Arga, seolah ia tak melakukan kesalahan apapun pada dirinya.
"Heh," panggil Axel.
"Lo manggil siapa?" tanya Keano.
"Dia lah." Axel menunjuk Zia dengan mengangkat dagunya.
Zia menoleh pada Axel. "Lo manggil gue?"
Alis tebal Axel terangkat sebelah. "Menurut lo?"
Melihat raut wajah datar Axel membuat Zia sedikit kesal. Tatapan cowok itu berbeda dari tatapannya saat di kantin dan kemarin. Sebenarnya ada apa dengan Axel?
KAMU SEDANG MEMBACA
AXELINO [ END ✓ ]
Novela Juvenil#MEGANTARASERIES 1 👑 Jika semua laki-laki mengatakan bahwa seorang ibu adalah cinta pertamanya, maka hal itu tidak berlaku bagi seorang Axelino Dylan Megantara. Karena jika ditanya hal apa yang paling Axel benci, ia akan menjawab tanpa ragu bahwa i...