#MEGANTARASERIES 1 👑
Jika semua laki-laki mengatakan bahwa seorang ibu adalah cinta pertamanya, maka hal itu tidak berlaku bagi seorang Axelino Dylan Megantara.
Karena jika ditanya hal apa yang paling Axel benci, ia akan menjawab tanpa ragu bahwa i...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tingkat kesehatan otak manusia itu bisa dilihat saat mereka berkumpul dengan para sahabatnya.
🍀🍀🍀
Di dalam ruangan bernuansa abu-abu seorang pemuda perlahan membuka kelopak matanya. Bibirnya sedikit meringis kala kepalanya berdenyut nyeri.
Axel memegang kepalanya yang sudah terbalut oleh perban. Laki-laki itu kembali mengingat kejadian semalam yang membuatnya kehilangan kesadaran dan berakhir di tempat ini.
"Shit!" Axel mengumpat kala teringat mobilnya yang tak bisa ia kendalikan dan berujung menabrak pohon besar.
Axel celingak-celinguk melihat seisi ruangan yang sangat asing di matanya. Ini buka kamar Axel, ini juga bukan kamar Arga ataupun kamar keempat sahabatnya yang lain.
Gue udah di surga?
Ngaco! Mana mungkin di surga.
Axel kembali melihat sekeliling ruangan yang sangat rapih ini. Netranya melihat jam yang tertempel pada dinding. Waktu sudah menunjukan pukul setengah enam, dan Axel langsung teringat pada sang Papa yang akan pergi ke Jerman.
Axel segera bangkit, walaupun kepalanya kembali berdenyut, namun dengan sekuat tenaga ia menahan rasa sakit itu. Axel melihat sepatunya yang tersimpan di rak sepatu dekat pintu, lalu diambilnya sepatu dan langsung dipakai dengan sedikit tergesa. Setelah semuanya selesai, tanpa meninggalkan jejak apapun Axel langsung pergi dari tempat asing ini.
Axel ucapkan beribu terimakasih dalam hati, pada seseorang yang sudah berbaik hati dan rela menyelamatkan nyawanya semalam.
Sepuluh menit berlalu, seorang gadis yang baru selesai membuat sarapan dibuat terkejut karena pemuda yang semalam ia tolong kini sudah tidak ada di tempatnya.
"Loh, dia kemana?" Zia dibuat kalut, kala raga Axel sudah tidak ada di tempat asalnya.
"Axel?"
Zia mencari ke dalam kamar mandi, siapa tau cowok itu sedang buang air kecil, namun nyatanya nihil.
"Xel?"
"Axel?"
Zia mencari Axel ke setiap penjuru ruangan. Namun Zia tak kunjung menemukan Axel. Hingga akhirnya, Zia keluar dan bertemu dengan petugas keamanan yang mengatakan bahwa pemuda yang semalam ia tolong sudah pergi bebera menit yang lalu.
* * *
Mobil taxi berwarna biru telur asin berhenti tepat di depan gerbang berwarna hitam yang menjulang tinggi.