6 - BERBEDA

40.7K 3.7K 218
                                    

Happy reading!! 🤍

JANGAN LUPA VOTE, KOMEN, & SHARE CERITA AXELINO KALO KALIAN SUKA CERITANYA!

JANGAN LUPA VOTE, KOMEN, & SHARE CERITA AXELINO KALO KALIAN SUKA CERITANYA!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kehadirannya yang terlalu tiba-tiba dan tak pernah disangka-sangka.

🍀🍀🍀


Flora masih terbahak bahagia. Saat ini mereka semua sudah meninggalkan kantin dan memilih nongkrong di gazebo dekat lapangan utama.

Bukan hanya Flora, bahkan Keano, Morgan, dan Dikara juga merasakan puas yang sama.

"Bukan maen mulut lo, Zia," kagum Dikara.

"Si Jamet auto kicep," timpal Keano.

"Mukanya merah banget anjing, udah kayak di tampol pake panci ahahaha." Morgan tertawa lepas.

"Sumpah gue sakit perut, lucu banget muka si Audrey tadi." Flora memegang perutnya yang sakit karena capek tertawa.

"Mana tadi ditambahin sama Axel lagi, udah jelas mulutnya Axel licin banget kayak minyak zaitun."

"Spesies nenek lampir kayak dia emang harus dilawan, gak boleh di diemin," celetuk Axel.

Zia mengangguki ucapan Axel. "Dia udah terobsesi sama lo dari lama?" tanyanya.

Kedua alis Axel bergerak mengiyakan.

"Pantesan sih, kayak orang kesetanan."

Zia tak mengindahkan pembicaraan mereka lagi, gadis itu masih kesal karena jasnya yang sekarang basah karena ulah Audrey tadi.

"Kenapa jas lo?" tanya Arga.

"Basah, disiram sama cewek gila tadi."

Flora melirik Zia. "Lo disiram Audrey?"

"Yes."

Tak lama bel masuk pun berbunyi mengharuskan seluruh siswa masuk ke kelasnya masing-masing. Arga sudah berjalan lebih dulu meninggalkan gazebo, disusul oleh Morgan, Keano dan juga Dikara.

Juga Flora yang sudah merapihkan penampilannya. "Ayo ke kelas," ajaknya.

"Duluan aja, gue buang sampah dulu."

"Oke."

Zia berjalan membuang sampah bekas cemilannya, Sedangkan Axel masih terdiam di tempat sembari terus memperhatikan Zia tanpa kedip.

"Lo gak akan ke kelas?" tanya Zia setelah selesai dengan urusan buang sampahnya.

Bukannya menjawab pertanyaan Zia, Axel malah melepas jas almamaternya dan langsung ia berikan pada Zia.

"Jas lo basah, pake punya gue."

Zia mengulas senyum tipis. "Gak usah, bentar lagi juga kering. Pake lagi sana!" titahnya.

AXELINO [ END ✓ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang