#12

1K 36 0
                                    

SELAMAT MEMBACA

- - - - -


"Nghh" lenguhan kecil itu keluar dari bibir tipis seorang gadis yang tengah mengenakan piyama pink nya. Gadis itu belum sadar sepenuhnya, mengucek matanya dan mengulat pelan. 

Siluet seorang laki-laki tiba-tiba tampak dari ekor matanya. Ia terkejut saat laki-laki itu mendekat bahkan berani menyentuhnya. 

"OM FAJAR KO DISINI ?" pekiknya terkejut dan menepis kasar tangan Fajar yang tadi mengusap pipinya lembut. Fajar cengo sejenak mendengar penuturan Starla. Apa nih ?

"Saya kan suami kamu" 

"Oiya lupa dah nikah" kata Starla sembari menepuk dahinya pelan. Meleirik Fajar yang tampak... tampan ? Dengan balutan gamis hitam dan juga peci yang senada. Jangan lupakan dengan rambut yang masih basah dengan air wudhu. 

"Ngapain liatin saya kayak gitu. Terpesona hm ?" mendengar Fajar yang kege-eran karena terus Starla pandangi, ia pun mengalihkan tatapan matanya ke sembarang arah. Berdecak pelan karena kesal. "Sholat sana" suruhnya.

"Om udah ?"

"Udah. Tadi saya mau bangunin kamu tapi gak tega kayaknya capek banget kamunya, jadinya saya sholat duluan" jelas Fajar.

"Oh" setelah itu Starla bangkit mengambil air wudhu dan menjalankan ibadahnya. Selepas sholat ia menghampiri Fajar tanpa melepas mukenanya. Menyodorkan tangannya ke arah Fajar.

"Apa ?"

"Salam om" menaruh tangan Fajar lama di keningnya lalu bergegas melipat mukenanya. Kembali ke atas kasur dan merebahkan diri. 

"Gabut banget" keluh Starla setengah teriak. 

"Keluar yuk Ra" ajak Fajar antusias. 

"Hih emang boleh sama bunda ? Ini udah malem. Kata bunda anak gadis gak boleh keluar malem apalagi sama cowok" ucap Starla polos. Fajar terekekeh karena Starla. 

"Kan kamu udah nikan. Lagian kamu keluarnya sama saya. Ayo mau gak, keburu saya gak mood nih" ajaknya sekali lagi. 

"Yaudah yuk" 

.

.

.

"Eiitss pengantin baru mau kemana ?" cecar Dika saat keduanya telah sampai di ruang tengah.

"Nge date" jawab Fajar sekenanya. Lalu mengacuhkan Dika juga kerabat yang lain.

"Bunda, Ara sama om Fajar keluar dulu ya" pamitnya kepada sang bunda. Mencium punggung tangannya. 

"Ko manggilnya masih 'om' Ra ?"

"Harusnya ?"

"Harusnya manggilnya 'mas' dong" tutur sang bunda.

"Aneh bun. Udah ya, mau keluar. Bunda ada mau nitip sesuatu ?"

"Nggak. Cukup kalian akur aja bunda udah cukup"

"Butuh waktu yang lumayan lama bun buat Ara ikhlas sama semuanya" sarkas Starla lalu melenggang pergi dari hadapan sang bunda.

Kendaraan dengan empat roda itu melaju meninggalkan pekarangan rumah Starla. Melaju dengan kecepatan sedang. Ikut bergabung dengan kendaraan lainnya.

Berhenti tepat di sebuah rumah makan dengan gaya klasik. Rumah makan yang sempat Starla datangi dengan Rafa sewaktu ia barusaja menjalin hubungan dengan laki-laki itu. Starla terbengong sebentar sebelum akhirnya lengannya di tarik pelan oleh Fajar. 

assalamualaikum mas pilot! [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang