#20

972 33 0
                                    

SELAMAT MEMBACA

- - - - -


Pagi menjelang siang. Bel tanda istrahat sudah berdering sejak sepuluh menit yang lalu. Tapi, dengan tak tahu diri, guru dengan kacamata bulat dan kerudung mancung itu masih asyik menerangkan materi. Tak peduli dengan anak muridnya yang sudah mulai keroncongan.

"Eh gais. Gue mau tanya dong. Sekarang jam berapa ?" sindir Diva. Siswi yang terkenal berani melawan guru. Menatap sinis ke arah Bu Seli yang sedang menatapnya balik.

"Gak tau gue gak liat. Soalnya gue tutup kuping" sahut Andre. Si tukang tidur.

"Tutup mata goblok. Kalo tutup kuping elo jadi gak bisa napas" ralat Erlan, teman sebangku Andre yang sama gobloknya.

"Ni dua orang udah tau salah" teriak Jeni yang emosi mendengar perbincangan dua genderuwo bodoh itu.

"Udah bel belum sih ?" tanya Diva lagi masih menatap Bu Seli sinis.

"Ya saya tau. Gak usah di sindir segala dong" Bu Seli segera mengemasi alat ajarnya. Keluar dari kelas dengan kaki yang di hentak-hentakkan. Kesal dengan kelakuan murid XII IPA 3.

"Mamam tuh guru. Sukanya ambil jam istirahat aja. Giliran udah jam masuk kita masih di luar di marahin padahal kan baru keluar" gerutu Bila. Ia tak suka dengan guru modelan seperti itu.

"Emang tuman" sahut Dila. "Jajan yuk" ajaknya pada Starla dan Bila. Mereka itu kalau berantem langsung baikan. Gak bakal kuat lama-lama.

"Udah gak pundung ?" tanya Starla iseng.

"Siapa yang pundung. Gak ada tuh"

"Iya deh, terserah kanjeng ratu Safira Adila Rezki"

"Gak usah banyak bacot" Bila segera merangkul kedua sahabatnya menuju kantin.

Baru juga sampai depan pintu. Rafa sudah dengan santainya menyandarkan bahunya pada tembok, memasukkan sebelah tangannya ke dalam saku celana. Duh enaknya punya pacar ganteng.

Tersenyum ke arah Starla yang menatapnya terkejut. Ia terkekeh lalu mengambil jemari Starla dan menggenggamnya hangat.

"Gue bawa Starlanya ya" ijin Rafa pada dua curut.

"Iya. Apelin aja tapi jangan sampe hamidun duluan" ancam Dila posesif. Menyipitkan matanya seakan benar-benar memperingati Rafa.

"Nggak, paling bunting duluan" balas Rafa langsung menarik Starla menjauh dari pandangan dua curut kesayangan Starla.

"HEH !! MASIH GUE PANTAU, BELUM GUE SMACKDOWN !!" teriak keduanya. Was-was dengan ucapan Rafa yang siapa tahu akan benar di lakukan.

"Raf. Becanda kan" lirih Starla menatap Rafa dari bawah. Tingginya hanya sebatas leher.

"Becanda lah sayang. Tapi kalo kamu mau beneran juga aku siap" balas Rafa dengan kekehan kecil. Tampak menyeramkan di mata Starla.

"Nggak becanda"

Mereka berjalan beriringan menuju kantin. Terlihat dari mata Starla sudah ada teman-teman Rafa. Duduk bersama sembari mengepulkan asap di udara. Starla melirik Rafa yang sudah duduk di sampingnya.

"Raf, mereka ngerokok ?" tanya Starla seraya menunjuk bangku yang tak jauh dari mereka.

"Iya. Mereka ngerokok. Gila mereka mah, kalo ngerokok pada ngebut-ngebut. Eca, sebungkus perhari. Alta, tiga bungkus dua hari. Rakha, sama kayak Eca. Yang paling mending si Yoga, sebungkus dua hari. Dan yang paling parah si Riko, sehari dua bungkus"

assalamualaikum mas pilot! [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang