SELAMAT MEMBACA
- - - - -
Sudah satu minggu sejak kejadian hari itu. Selama itu juga Starla merasa aneh pada kekasihnya. Kenapa seminggu ini Rafa sangat susah untuk di hubungi ? Juga ketika di sekolah, Starla sangat susah untuk menemukan laki-laki itu. Enatahlah Rafa hilang kemana. Starla sangat pusing untuk memikirkan masalah ini.
Nutt... nuttt... nuutt...
Bunyi dari ponsel Starla terus berdengung. Orang yang sudah Starla hubungi sebanya sepuluh kali itu tak kunjung mengangkat panggilannya. Pesan singkatnya juga tidak di balas --jangankan di balas di baca saja tidak.
"Masih gak bisa Star ?" tanya Dila. Starla hanya menggeleng lemas untuk menjawabnya. Tak ada harapan dalam binar matanya.
"Brengsek banget sih si Rafa" sewot Bila mulai kesal dengan kelakuan kekasih Starla.
"Udahlah Bil, kita nge-dumel gini juga orangnya gak bakal denger" pasrah Starla mulai mendudukkan diri di sebelah Dila yang tengah asyik memakan cemilan yang tadi ia beli di kantin.
'Ra angkat, panggilan darurat' suara itu membuat Starla terlonjak kaget. Suara abangnya yang sengaja ia jadikan nada dering. Suara itu terus berputar bagai radio kusut tanpa ada orang yang mau mematikannya. Tertera nomor tak dikenal yang menghubunginya.
"Siapa Star ?" tanya Dila penasaran. Starla hanya menunjukkan layarnya yang masih menampilkan panggilan yang belum di angkat. Starla menjauh untuk mengangkat panggilan tersebut.
"Halo" sapa Starla terlebih dulu.
"Assalamu'alaikum" salam suara bariton dari seberang sana.
"Wa'alaikumsalam" jawab Starla lirih. "Siapa ya?" Starla bertanya.
"Kamu gak nyimpen nomer saya ?" orang di seberang sana malah bertanya balik.
"Dih tau" balas Starla ogah-ogahan. "Matiin ya"
"Jangan ! Saya Fajar. Umi suruh saya jemput kamu siang ini. Bisa ?"
"Ara bisa balik sendiri om"
"Mau bikin baju"
"Beli juga bisa. Gak usah ribet deh. Lagian Ara masih punya banyak baju"
"Baju pengantin Araa"
"Oh. Emang kapan sih ?"
"Minggu depan sih kata bunda sama umi"
"Bujet. Cepet amat, Ara kabur ajalah"
"Ih, ulah atuh Ra. Kan nggeus di siapkeun kabehna"
"Ck. Gak bisa bahasa Korea"
"Sunda Ara"
"Apapun itu. Ara gak mau om"
"Bilang ke bunda sama umi kalo berani"
"Om lah yang bilang. Kalo Ara pasti gak boleh"
"Saya sih mau-mau aja sama kamu"
"Bodo"
"Pokoknya saya nanti dateng ke sekolah kamu"
"Terserah"
"Mobil warna item ya"
tutt... tutt.. tutt...
Starla mematikan panggilan secara sepihak. Menarik napasnya dalam lalu membuangnya kasar. Menyeret kedua curut yang asyik bertengkar merebutkan cemilan. Dengan langkah yang di hentak-hentakkan Starla menyeret kedua curut itu memasuki kelasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
assalamualaikum mas pilot! [ON GOING]
TeenfikceFOLLOW SEBELUM BACA "Om bisakan nolak perjodohan ini ? Aku masih sekolah om" "Bisa--" Fajar menggantungkan ucapannya "Bisa nerima" lanjutnya lalu menyeringai - - - - - Starla Alena Az-Zahra. Gadis lembut yang selalu ceria ini harus di hadapkan oleh...