SELAMAT MEMBACA
- - - - -
Matahari tengah terik-teriknya menyorot ke arah bumi. Hari ini adalah hari terakhir Fajar berada di Malaysia. Siang ini ia dan para crew harus melakukan penerbangan kembali ke tanah air. Senyum Fajar tak pernah pudar mengingat hari ini ia akan kembali bertemu dengan gadisnya.
Lelaki itu dengan semangat menggeret kopernya. Menaruhnya di tempat penyimpanan barang para crew. Lima belas menit lagi ia dan rekannya harus membawa seratus nyawa melambung. Terbang kembali ke Indonesia.
"Udah siap semua kan Rel ?" tanya Fajar memastikan semuanya sudah siap, menghindari hal yang tak diinginkan terjadi.
"Ya sudah capt" jawabnya tegas.
"Perhatian, penumpang pesawat Garuda Indonesia dengan nombor penerbangan GA328 untuk Jakarta di jemput untuk menaiki pesawat melalui pintu A12" bunyi speaker yang sengaja di pasang di seluruh sudut bandara menggema.
"Ya sudah, mari"
Seluruh penumpang menaiki peswat. Crew sudah bersiap di posisi masing-masing. Fajar sudah memegang kemudi dan hendak menerbangkan pesawat tersebut. Menoleh ke arah bawah. Menatap marshaller yang siap mengayunkan tongkatnya.
Tak berapa lama kemudian, peswat melambung di atas udara. Meninggalkan langit Malaysia siang itu. Langit bersih tanpa awan yang akan mengantarkannya ke tana air.
.
.
.
Seorang gadis duduk termenung sembari menatap ponselnya tiada henti. Sudah lebih dari satu jam ia menanti panggilan dari seseorang yang sangat ia rindukan. Hari ini adalah jadwal penerbangannya kembali ke tanah air. Starla merapalkan doanya supaya ia di beri perlindungan.
Starla perpikir, apa sebaiknya ia datang saja ke bandara ? Memberi laki-laki itu kejutan kecil. Oke, baiklah Starla akan pergi ke bandara.
Ia bersiap. Mengenakan rok plisket coklat susu yang di padukan dengan kemeja putih. Ia juga memakai kerudung segi empat yang senada dengan roknya. Melempar kedua ujungnya ke bahu. Menyemprotkan bodymist varian vanilla ke arah lehernya. Sekarang ia sudah seperti remaja ABG yang baru merasakan jatuh cinta.
Sepatu sneakers kesukaannya juga tak boleh di lupakan. Tas selempang hitam miliknya juga sudah menggantung apik, tersampir di bahu Starla. Ia sudah siap pergi.
Memesan taksi online karena mobil milik Fajar berada di bandara. Saat laki-laki itu akan pergi memang sengaja membawa mobil miliknya dan lima hari ini Starla pulang pergi ke sekolah dengan taksi online.
Sesampainya di bandara ia segera menunggu di ruang tunggu. Duduk seorang diri sambil memainkan ponselnya tak jelas. Lama juga menunggu. Karena bosan ia berjalan ke arah tempat makan yang memang di sediakan di situ. Memesan beberapa cemilan yang tersedia.
Setengah jam Starla menunggu, akhirnya speaker bandara mengumumkan bahwa pesawat dari Malaysia akan tiba lima belas menit lagi. Starla sudah tak sabaran. Kembali memesan beberapa roti yang juga tersedia di sana. Ia akan memberikannya pada Fajar nanti.
Tak terasa waktu terus bergulir. Sebuah tangan besar menutup penglihatannya. Gelap. Starla tak bisa melihat apa-apa. Dengan sekuat tenaga ia menyikut seseorang yang berada di belakangnya.
"Awhh" ringisnya kesakitan. Starla menoleh dan mendapati Fajar tengah memegangi peruhnya yang kesakitan.
"Maaf om. Gak sengaja" kata Starla panik. Turun dari kursi bar dan mengecek kondisi Fajar. Merasa di perhatikan, Fajar semakin memperdalam aktingnya. Ia kembali meringis seolah perutnya benar-benar sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
assalamualaikum mas pilot! [ON GOING]
Teen FictionFOLLOW SEBELUM BACA "Om bisakan nolak perjodohan ini ? Aku masih sekolah om" "Bisa--" Fajar menggantungkan ucapannya "Bisa nerima" lanjutnya lalu menyeringai - - - - - Starla Alena Az-Zahra. Gadis lembut yang selalu ceria ini harus di hadapkan oleh...