#43

544 21 2
                                    

SELAMAT MEMBACA

- - - - -

Pagi hari menyapa dengan indah
Sudah dengan berbagai cara
Agar tak terlewatkan hari yang indah

Gumaman irama dari bibir seorang wanita menyapa indra pendengarannya. Mata yang tadinya terpejam kini sudah terbuka sempurna. Jam yang tertempel di dinding menunjukkan pukul enam pagi.

Memandang sekeliling. Ternyata ia tidur di sofa ruang tengah. Langsung menghadapkan dirinya ke arah ruang makan dan dapur.

"Eh om udah bangun" celetuk wanita itu setelah menyadari bahwa laki-laki kesayangannya sudah bangun.

"Kamu ngapain ?" tanya Fajar dengan suara serak khas bangun tidur. Menatap Starla intens dari atas sampai bawah.

"Masak dong" ujar Starla bersemangat sambil menunjukkan beberapa alat masaknya. Rambutnya yang di cepol membuat wanita itu terkesan semakin.... sexy.

Sungguh, rasanya ingin sekali Fajar mengurung Starla di dalam rumah. Ia tidak ingin berbagi kecantikan wanitanya dengan orang lain.

Celemek yang menggantung di lehernya membuat wanita itu masih amatir dalam hal masak-memasak. Tapi gak salah sih, kan Starla baru belajar.

Fajar bangkit dari tudurannya. Menghampiri Starla yang kini sudah membelakanginya. Tersenyum manis kepada Starla walau wanita itu tak bisa melihatnya.

Fajar semakin melebarkan senyumnya kala kakinya sudah semakin dekat dengan wanita itu. Dengan segera Fajar merentangkan tangannya dan memeluk Starla posesif dari belakang.

Starla hanya diam mematung sebagai respon. Terkejut dengan apa yang di lakukan Fajar.

"Om ngapain ?" lirih Starla. Ia bahkan tak berani melirik ke belakang.

Fajar diam tak menjawab. Laki-laki itu justru mempererat pelukannya. Meletakkan kepalanya di ceruk leher Starla.

"Geli om" ujar Starla saat Fajar mulai mengendus-endus lehernya.

Fajar semakin tersenyum jahil. Ia menekan kepalanya agar semakin masuk ke dalam tengkuk leher Starla. Mencium dalam-dalam aroma tubuh wanita itu yang mengeluarkan wangi vanilla.

Sesekali Fajar mencium leher Starla. Starla hanya bisa menggeliat kegelian.

"Om diem dulu napa. Nanti gosong" peringat Starla. Menepuk kencang tangan besar yang memutari tubuhnya.

"Aduh. Ko saya di tabok ?" rengek Fajar. Memajukan bibirnya seolah ia tengah merajuk.

"Makanya diem dulu"

"Yah" Fajar memalingkan wajahnya dan berjalan ke arah meja makan. Memandang Starla dari kejauhan.

Beruntung banget ya gua bisa miliki dia seutuhnya. Bahkan, pacarnya aja butuh waktu sebulan buat naklukkin Starla, lah gua cuman butuh seminggu doang. Apa jangan-jangan gua masih tidur ya ? Kalo gua masih tidur, gua gak mau bangun buat selamanya, batin Fajar.

"Ngapa dah, mesem-mesem sendiri gitu. Nyeremin tau" ucapan Starla berhasil membawa Fajar keluar dari lamunannya.

"Senyum kan ibadah"

"Ya gak gitu juga dong Ropeah" gerutu Starla. Lelah menghadapi suaminya itu.

"Ale, kamu jangan pergi ya" ucap Fajar tiba-tiba. Tidak ada hujan tidak ada badai, tapi kenapa Fajar sekarang melow ?

"Pergi kemana ? Kalo ke sekolah ya Ara harus pergi om. Ya kali Ara gak sekolah, terus nanti ujiannya gimana ? Terus kalo Ara gak dapet ijazah gimana ? Terus nanti gak kuliah gimana ?" cerocos Starla.

assalamualaikum mas pilot! [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang