#39

517 22 0
                                    

jangan lupa kasih bintang 🌟. Nana maksa.

SELAMAT MEMBACA

- - - - -

Semua siswa sudah berbaris rapi sesuai kelasnya masing-masing. Starla and the gang memilih barisan paling belakang.

Kepala sekolah terus menyerocos tanpa henti. Padahal sudah jelas-jelas, tidak ada satupun siswa yang mendengarkan. Semuanya sibuk dengan kegiatannya sendiri.

"Itu pak Jenal gak capek apa ya. Nyerocos mulu tapi kagak ada yang dengerin. Mau itu mulut sampe berbusa juga, gue yakin gak bakal ada yang dengerin" celetuk Dila dengan lemesnya.

"Mulut lo emang kudu di pilter. Inget Dil, dia kepala sekolah, lo di keluarin aja mampus" imbuh Starla menyahuti.

"Tapi emang bener, mau dia sampe muntah darah sekalipun gak bakal ada yang dengerin" timpal Bila mendukung kembarannya.

"Muntah darah, lo kira pak Jenal kena santet paku" ujar Valen ikut menimbrung.

"Serem amat"

"Tapi bisa jadi, siapa tau aja kan ada yang gak suka pak Jenal jadi kepsek. Gue contohnya" Bila menyetujui ucapan Valen. Bila mah dukung siapa aja selagi orang itu sesat.

"Sesat banget idup lo Bil. Istighfar lo, noh liat malaikat Atid aja capek nulis dosa lo yang gak ketulungan itu" ujar Starla. Sebelas dua belas lemesnya dengan Dila.

"Iya emang. Dosanya nauzubillah, banyak banget" Dila mengompori. Kan kalo sampe gelud seru.

"Emang apa aja dosanya Bila ?" tanya Valen mulai penasaran.

"Nih gue bocorin. Perpus wattpad nya, isinya ples-ples sama nc, terus flashdisk tempat nyimpen film itu dia punya tiga, yang satu ganda putra, yang satu pergulatan antara cowok cewek, satunya lagi normal"

"Normal begimane nih. Dia kan super abnormal, jangan-jangan normalnya dia abnormal buat kita" sahut Starla terpancing.

"Pembacokan gitu, tapi ada aja adegan begitunya" sambung Dila.

"Astaghfirullah Bila. Mamak lo nangis meronta-ronta di rumah noh" kata Valen sambil menoyor kepala Bila.

"Ingat, Allah akan mengampuni dosa hambanya meski sebanyak buih di lautan" ucap Bila santai.

"Gak gitu juga cara lo munaroh" pekik ketiganya bersamaan.

"Itu yang di belakang. Kenapa ribut sendiri ?!" suara mic tiba-tiba saja menyorot ke arah mereka. Seluruh pasang mata seketika beralih kepada empat perempuan itu.

Keempatnya hanya diam tak berkutik. Acuh dengan keadaan yang tengah berlangsung. Berlaku seolah mereka bukan objek yang di tuju.

"Elo sih" geram Dila tertahan. Menyikut Bila, menyalahkan kembarannya itu.

"Yang buka aib gue kan elo Dil" dalih Bila tak ingin di salahkan.

"Yang penasaran siapa ?"

"Starla sama Valen" tuduh Bila.

"Dih kan Dila duluan yang bikin kita pengen ghibahin elo" elak Starla tak terima.

"Iya, kenapa jadi kita ya Star" imbuh Valen menyokong Starla.

"Iya dah gue emang yang salah" pasrah Dila tak ingin memperpanjang.

"Emang elo yang salah" timpal ketiganya bersamaan.

.

.

.

"Pengumuman buat yang gak pake atribut lengkap, maju ke depan" ucap sang MC di akhir acara upacara.

Dengan berani dan tanpa malu, Wirasesa Abraham Dwitama alias Wira melangkah maju mendekati podium.

Tanpa adanya siswa lain, Wira dengan percaya dirinya maju. Saat pak Jenal alias si kepala sekolah mendekatinya, nyali Wira tak menciut juga.

"Kenapa kamu maju ? Mana temen kamu yang lain ?" tanya pak Jenal menggunakan mic. Buang-buang listrik.

"Gak ada pak"

"Kamu melanggar apa ?" tanya pak Jenal lagi. Dengan mukanya yang sok angkuh malah membuatnya tampak seperti badut.

"Saya bawa topi pak, tapi topi saya di rampas sama Valen" ujar Wira dengan mic yang di sodorkan pak Jenal.

Semua pasang mata seketika beralih menatap Valen. Valen yang tahu dengan cerita sebenarnya menatap Wira tak percaya.

"Valen maju kamu" ucap pak Jenal lantang. Menyebut nama Valen agar segera menghadap kepada sang Maha Kuasa, ya sama pak Jenal lah, masa sama Allah.

"Dih ko si Wira gitu sih" gerutu Valen jengkel. Aduan Wira tadi berbanding terbalik dengan apa yang sebenarnya terjadi.

"Wira ko gitu sih. Untung gue gak sama Wira" gumam Starla.

"Iya dih, gak gantle banget" imbuh Bila.

"Bukan laki kali" timpal Dila dengan wajah kesalnya.

"Gak nyangka gue. Valen ternyata gitu orangnya"

"Valen gitu amat ya"

"Harga topi berapa sih"

"Sini dah gue beliin"

"Cantik-cantik gak modal"

"Ni lagi sekate-kate mulut. Kagak tau yang sebenernya diem aja dah meningan" Dila menahan kesal setengah mati. Murid lain yang tidak tahu dengan apa yang sebenarnya terjadi malah ikut-ikutan menyudutkan Valen.

"Kenapa kamu rampas topi si Wira ?" tanya pak Jenal.

"Saya gak rampas pak. Tadi emang saya gak bawa topi, terus Wira dateng nawarin saya topi. Saya udah nolak, tapi Wira malah maksa saya" ujar Valen menceritakan kejadian sebenarnya.

"Benar itu Wira ?"

"Nggak pak. Dia bohong, tadi waktu saya mau jalan ke lapangan saya di cegat sama Valen. Dia ambil gitu aja topi dari kepala saya, katanya kalo saya ambil balik bakal di laporin ke guru BK karena kekerasan terhadap perempuan"

"Heh Saepul, lo pikir dong pake logika. Tinggi gue aja gak ada se pundak lo gimana mau ambil topi di kepala elo. Terus ngapain gue pake acara ngadu ke guru BK, kayak bocil tau gak" pekik Valen tak terima. Valen itu salah satu murid perempuan bar-bar, asal kalian tahu aja.

"Lagian kalo mau ngadu atas dasar kekerasan terhadap perempuan, gue ngadunya ke bagian perlindungan anak dan wanita, bukan ke guru BK" sambung Valen menggebu-gebu.

"Gue suka gaya lo" decak Bila kagum dengan keberanian Valen.

"Jangan mentang-mentang deh elo itu kalangan atas dan gue cuman serpihan gorengan. Gini-gini gue masih ada yang mau ya" sewot Valen kelewat batas.

"Orang ganteng ternyata yang di rawat mukanya doang, akhlaknya kayak gak pernah di sekolahin" sindir Valen. Menatap Wira dengan tatapan kebencian.

"Nih topi lo, gue balikin. Asal lo tau aja ya, topi lo itu bau terasi" Valen membanting kasar topi milik Wira ke tanah. Berlalu pergi meninggalkan lapangan dan seisinya dengan air mata yang sedari tadi ia tahan.

"Kenapa kamu bohong Wira ?" tanya pak Jenal menghadap Wira.

"Saya suka sama Valen pak, saya pengen di hukum bareng sama dia" ucap Wira santai.

"Ya tinggal gak usah pake topi pas upacara aja goblok !! Kan Valen juga gak bawa topi, kalo lo gak pake topi pas upacara, otomatis kalian di hukum bareng !!" teriak Dila.

"Ganteng-ganteng goblok !!" imbuh Bila. Namanya juga kembar. Mulutnya sama-sama lemes.

"Ya kan gue gak kepikiran"

"Makanya punya otak tuh di pake" timpal Starla.

.

.

.

SEKIAN TERIMA GAJI

assalamualaikum mas pilot! [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang