SELAMAT MEMBACA
- - - - -
Fajar sudah menunggu kedatangan wanitanya sejak satu jam yang lalu. Ini sudah pukul delapan malam. Kemana Starla ? Bukannya di rayu, wanita itu malah pergi tanpa seizinnya.
Pintu tinggi berwarna coklat itu terbuka. Terpampanglah wanita cantik dengan balutan kerudung putih dengan setelan seragam sekolah.
Masuk ke dalam dengan wajah tanpa dosanya. Fajar melirik Starla tajam. Dirinya khawatir, tapi dengan mudahnya Starla acuh begitu saja.
"Dari mana kamu ?" tanya Fajar sembari mengamati Starla lamat-lamat. Meliriknya dari atas sampai bawah.
Starla tersenyum menghampiri Fajar. Kedua tangannya di sembunyikan di balik tubuhnya.
"Coba tebak. Ara bawa apa ?" Starla berusaha mencairkan suasana. Jujur saja, dirinya sedikit takut di tatap Fajar seperti itu.
Fajar mengerutkan keningnya tak paham. Ada apa dengan istrinya ? Ia memutar bola matanya malas.
"Gak tau"
"Tebak dong"
"Cowok yang kemarin jalan sama kamu" balas Fajar ketus.
"Salah. Jeng jeng jeng... Ara masakin buat om Fajar loh. Mau gak ?" Starla menyodorkan piring milik mamanya si kembar ke wajah Fajar.
Telor orak-arik. Dari aromanya saja sudah mengundang para penduduk cacingnya berdemo.
Menerima sodoran piring dari Starla. Fajar berjalan meninggalkan Starla. Mengambil sendok dan memakannya sendiri.
"Kamu yang bikin ?" Starla mengangguk antusias. Sedikit was-was, takut masakannya tidak cocok dengan lidah Fajar.
"Enak" menghela napas lega kala satu kata itu meluncur dari bibir suaminya.
"Enak kan ? Nanti Ara bikinin lagi kalo om Fajar mau"
"Saya mau kita bahas masalah kemarin" Fajar mengalihkan topik menjadi sangat serius. Bahkan garis wajahnya sudah sangat serius. Seperti akan melakukan rapat Konferensi Meja Bundar saja.
"I-iya. Ta-tapi itu di habisin dulu makannya" ucap Starla terbata-bata.
"Saya bisa makan lagi nanti" bantah Fajar dan bangkit berjalan ke arah Starla. Starla berjalan mundur karena menghindari Fajar. Tanpa sadar, punggungnya sudah menempel dengan tembok. Posisi Starla tersudutkan.
"J-jadi gi-gimana om ?"
"Saya mau kasih kamu hukuman" suara Fajar tiba-tiba berubah lebih berat. Starla menelan salivanya dengan susah payah.
"Hu-hukuman ? Om Fajar kayak Pak Eko aja deh. Su-sukanya ngehukum. Om mau Ara ngapain ? Ngepel ? Bersihin toilet ? Masakin om Fajar ?" Starla tetap berusaha setenang mungkin. Menutupi segala kegelisahan yang tengah melanda.
KAMU SEDANG MEMBACA
assalamualaikum mas pilot! [ON GOING]
Ficção AdolescenteFOLLOW SEBELUM BACA "Om bisakan nolak perjodohan ini ? Aku masih sekolah om" "Bisa--" Fajar menggantungkan ucapannya "Bisa nerima" lanjutnya lalu menyeringai - - - - - Starla Alena Az-Zahra. Gadis lembut yang selalu ceria ini harus di hadapkan oleh...