SELAMAT MEMBACA
- - - - -
Pagi-pagi sekali rumah dengan gaya amerika itu sudah terang. Menandakan bahwa ada kehidupan yang tengah berlangsung. Dua insan yang masih asyik menghabiskan sepiring nasi goreng itu terus berbincang. Membahas hal-hal yang sedang hangat akhir-akhir ini.
Sesekali Fajar melontarkan candaan atau gombalan recehnya yang mampu membuat Starla terkekeh. Lama-lama gadis itu mulai luluh dengan Fajar. Entahlah, berada di dekat Fajar membuatnya merasa aman dan nyaman.
Jam sudah menunjukkan pukul tujuh pagi. Setelah sholat subuh tadi, Fajar segera memakai kemeja yang di gulung hingga sebatas siku dan membantu Starla membuat nasi goreng. Ini yang pertama kali bagi Starla memasak makanan selain mie instan.
"Udah tujuh nih Ra. Saya berangkat dulu ya. Kamu jaga rumah baik-baik" pamit Fajar. Ia bangkit dari duduknya dan menggeret sebuah koper yang sudah ia siapkan semelam.
"Iya" singkat Starla menyahuti.
"Nanti kalau udah sampe saya telfon boleh ?"
"Boleh"
"Masa cuek banget sih suami mau pergi kerja. Saya nya jangan di cuekin dong. Jadi gak mood terbang nih. Emang kamu mau kalau saya gak fokus terus nanti pesawatnya jatuh ?" rejuk Fajar seperti anak kecil yang kehilangan gigi susunya. Menggemaskan.
"Jangan dong. Ara gak mau jadi janda muda" ucap Starla datar.
"Makanya jangan di cuekin saya nya"
"Iya"
"Tuh kan cuek lagi. Saya ngambek nih. Nanti saya di bandara mau selingkuh sama pramu--"
cup
Tanpa aba-aba Starla mengecup pipi kiri Fajar secepat kilat. Fajar membeku dengan perlakuan Starla. Ia menoleh ke arah Starla sembari memegang pipinya yang di kecup oleh istrinya.
"Ra..." panggil Fajar. Starla hanya berdehem menutupi senyumnya yang sebentar lagi terbit. "Bibir sama pipi saya yang kanan iri katanya" lanjutnya masih kaku.
"Apaan si, udah sana pergi" usir Starla mendorong punggung tegap suaminya.
Fajar tersenyum malu-malu. Ia membalikkan badannya sebentar lalu mencium kening Starla lama dan dalam. Starla hanya diam menerima perlakuan Fajar. Kini perutnya serasa terisi penuh oleh kupu-kupu yang tengah beterbangan.
"Saya kerja dulu. Jangan lirik-lirik laki-laki lain, apalagi yang kemaren. Saya gak suka. Jangan cantik-cantik kalo keluar, nanti ada laki-laki yang naksir. Saya gak suka. Belajar yang bener, biar cepet lulus. Bentar lagi kamu juga mau ujian. Jaga diri baik-baik ya" nasihat Fajar layaknya seorang ayah. Udah cocok ini mah, ayahable banget.
"Iya ayah" Fajar tersipu di buatnya. Istrinya itu lama-lama meresahkan hati.
"Ra, jangan bikin saya jadi pengen makan kamu deh"
"Gatau ah gelap" ucap Starla yang tengah menutup matanya dengan telapak tangan. "Itu udah jam tujuh lewat, nanti terlambat loh" Starla mengingatkan.
"Saya jadi gak mau pergi. Abisnya kamu ngegemesin banget. Kamu mau saya kurung di kamar aja gak ? Saya gak mau kamu keluar dari kamar. Berdua aja yuk, di kamar. Saya ambil cuti aja"
"Kalo ambil cuti ijinnya apa ?"
"Mau bikin kesebelasan" Starla mendelik mendengar jawaban Fajar. Ia lagi-lagi salah bertanya.
"Udah sono"
"Iya cantikku, ayah pergi dulu. Assalamualaikum bunda" salam Fajar seraya melambaikan tangan ke arah Starla.
KAMU SEDANG MEMBACA
assalamualaikum mas pilot! [ON GOING]
Roman pour AdolescentsFOLLOW SEBELUM BACA "Om bisakan nolak perjodohan ini ? Aku masih sekolah om" "Bisa--" Fajar menggantungkan ucapannya "Bisa nerima" lanjutnya lalu menyeringai - - - - - Starla Alena Az-Zahra. Gadis lembut yang selalu ceria ini harus di hadapkan oleh...