SELAMAT MEMBACA
- - - - -
Suasana di dalam rumah bergaya American itu masih dingin. Entah mengapa keduanya merasa canggung.
Setelah berkonsultasi dengan dokter kandungan yang ada di rumah sakit tadi, sepasang pengantin muda itu memutuskan untuk singgah di tempat makan yang berada di dekat rumah sakit tersebut.
Fajar terus saja memperhatikan Starla saat wanita itu tengah asyik makan. Kenapa dirinya tidak sadar bahwa istrinya tengah mengandung ? Bahkan kini pipi wanita itu terlihat lebih tembam dari biasanya ?
Sungguh. Perasaan aneh ini terus mencuat. Perutnya seperti dipenuhi oleh kupu-kupu yang berterbangan. Rasanya senang, geli, dan aneh ? Oh, bahkan dirinya saja tidak bisa mendeskripsikannya secara gamblang.
"Ale," panggil Fajar dengan senyumannya yang tak pernah surut. Starla menoleh dengan pipinya yang masih dipenuhi oleh makanan yang ia pesan. Nasi goreng kesukaannya.
"Kwenapwa om ?" balas Starla kurang jelas karena mulutnya masih penuh. Menunggu Fajar melanjutkan kalimatnya dengan mata yang berbinar. Ini sangat lucu di mata Fajar.
"Kamu lucu," Starla mencebikkan mulutnya. Sangat tidak berfaedah sekali perkataan dirimu wahai mas Fajar.
"Kamu jangan panggil saya om lagi ya ? Takutnya kalo anak kita udah gede, dia ngiranya saya ini kakeknya," pinta Fajar. Tatapannya tak pernah lepas menatap ciptaan Tuhan yang sempurna didepannya ini.
"Twerus manggwil apa ?"
"Apa gitu yang romantis. Mas, 'aa, mau manggil sayang juga boleh," sekali lagi Starla mencebikkan mulutnya. Merasa geli dengan ucapan suaminya itu.
"Idih, sayang. Kayak ABG alay aja," ejek Starla bercanda.
"Biar saya gak keliatan tua nya juga Ale, ish gak peka banget kamu mah."
"Ututuu iya deh. Tapi maaf om," Starla menggantungkan kalimatnya. Kini wajahnya berubah menjadi serius.
"Ara mau kita pisah," bagai petir ditengah hujan. Ngagetin banget brader kata-kata si Starla.
Fajar tertawa dengan lelucon yang Starla buat. Lucu sekali. Gelaknya menggema di seisi ruangan. Mengundang perhatian beberapa pengunjung yang sedang makan di tempat itu juga.
Starla menatap sekelilingnya malu. Melihat Starla yang sepertinya sedang tidak dalam mode bercanda, perlahan tawanya mulai menyurut.
"Gak lucu tau."
"Siapa juga yang lagi ngelucu."
"Apasih Ale ?! Gak ada pisah-pisah," kata Fajar lirih namun penuh penekanan. Tatapannya menyorot tajam, menghadap lurus ke objek yang ada dihadapannya.
"Ara malu om. Umur Ara masih kecil tapi Ara udah mau punya anak. Gimana sama sekolah Ara nanti ? Kalo Ara di Drop Out gimana ? Ara masih punya mimpi om. Ara mau jadi dokter dulu. Terus, belom lagi Ara pasti bakal diomongin sama anak sekolah. Ara malu om."
Starla mencurahkan semua kegelisahannya. Menahan buliran kristal yang mendesak ingin keluar.
Fajar yang mengerti posisinya sedang tidak aman, ia pun memajukan tubuhnya guna mempertipis jarak yang ada. Menjulurkan tangannya, menghapus bendungan bening di kantung mata istrinya.
Fajar mengusap tangan Starla lembut. Tersenyum. "Pulang dulu ya, bahasnya di rumah," setelah mengatakan hal tersebut, Fajar menarik tangan Starla agar mengikutinya.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
assalamualaikum mas pilot! [ON GOING]
Novela JuvenilFOLLOW SEBELUM BACA "Om bisakan nolak perjodohan ini ? Aku masih sekolah om" "Bisa--" Fajar menggantungkan ucapannya "Bisa nerima" lanjutnya lalu menyeringai - - - - - Starla Alena Az-Zahra. Gadis lembut yang selalu ceria ini harus di hadapkan oleh...