#1

4K 89 7
                                    

SELAMAT MEMBACA !!!

- - - - -

"Gue suka sama lo, lo mau gak jadi pacar gue?"

Seorang laki-laki tampan tengah berlutut. Tangannya menggenggam erat jemari lentik milik seorang gadis dengan netra mata hitam. Senyumnya tak pernah memudar sejak tadi. 

Para penonton yang sedari tadi menyaksikan pertunjukkan mendadak itu menyorakkan suaranya. Menyuruh si gadis agar menerima pernyataan dari sang lelaki. Mereka bahkan sudah memenuhi sepanjang koridor. 

"Terima"

"Terima"

"Terima"

Teriakan itu terus menggema hingga ke seluruh penjuru sekolah. 

Gadis itu menggulum senyumnya sebelum akhirnya ia mengangguk mantap. "Iya, gue mau" tiga kata yang dapat membuat helaan napas lega terdengar dari laki-laki yang sedari tadi berlutut. 

Lelaki itu bersorak senang. Melompat beberapa kali sambil menghempaskan kepalan tangannya ke udara. Senyumnya bahkan tampak lebih mengembang dari yang tadi. Tanpa pikir panjang ia segera memeluk gadis yang sekarang berstatus sebagai pacaranya. "Makasih udah mau nerima gue" ucapnya.

.

.

.

"Ciee... taken juga tuh akhirnya" ledek seorang gadis dengan lesung cantik di kedua pipinya. 

"Apasih Bil" geram gadis yang baru saja menapakkan kakinya ke dalam kelas. 

"Ipiinsin Bil. Padahal dalem ati seneng gak karuan" timpal gadis yang lain dengan gigi gingsul yang bertengger apik di dalam mulutnya.

"Auah sebel banget"

"Terus si itu gimana Star?" pancing Bila. Gadis cantik dengan kedua lesung yang menghiasi pipinya.

"Itu siapa?" tanya Starla, karena menurutnya pertanyaan Bila itu terkesan ambigu.

"Wira"

"Wira?"

Bila berdecak keras juga memutar matanya malas. Temannya yang satu ini sangat lola. "Wirasesa Abraham Dwitama"

"Oh Tama. Ya gak kenapa-kenapa, emang kenapa?" Starla justru bertanya balik.

"Dia kan juga suka sama lo, masa lo tinggalin dia gitu aja sih. Kasian banget anak orang lu patahin hatinya. Mending si Wira buat gue aja deh !" ujar Dila. Gadis manis dengan kedua gigi gingsulnya. 

"Ambil. Karungin. Bawa pulang"

"Serius ?!" Starla mengangguk.

"Emang si Wira mau sama lo Dil ?" tanya Bila. Agak menampar ya bunda-bunda.

"Tertampar. Terjungkal. Tersindir. Tersandung" kedunanya pun tertawa. Menertawakan Dila sebenarnya.

.

.

.

"Sukses Boss !" seru laki-laki dengan tubuh gempal yang sedang duduk di kursinya sendiri. Kakinya sengaja ia naikkan satu. Agar menambah kesan sangar, katanya. Padahal mah gak ada sangar-sangarnya. Tangannya melambung ke atas udara. Mengajak orang si lawan bicara ber tos ria

"Sukses dong Ca !" balas laki-laki lain yang tadi di ajak ber tos ria. 

"Mahesa Bos. Bukan Eca" koreksi Mahesa.

"Tinggal terima jadi aja sih Ca. Ribet lo kek cewek" timpal suara bariton lain yang sedari tadi duduk di atas meja yang tak jauh dari keduanya. 

"Ya elo sih mending. Altair, kalo di panggil cakep, Alta. Lah gue Eca, kayak cewek dong" keluh Mahesa.

"Sok tau lo ! Ada aja yang manggil gue 'tai' "

"Anjrit 'tai' hahhaha. Seriusan lo" Altair mengangguk. "Udah ah, mending kita ke kantin. Gue traktir" ujar laki-laki yang dari tadi hanya menyimak percakapan unfaedah temannya. 

"Asikk. Makan gratis kita Ca" imbuh Altair semangat.

"Yey, PJ. PJ. PJ. PJ" girang Mahesa seperti anak kecil yang baru saja mendapat sebatang permen dari ayahnya. 

Ketiganya berjalan bersisian. Membicarakan apa saja. Dari hal yang gak penting sampe ke hal yang emang bener-bener gak penting.

.

.

.

SEKIAN TERIMA GAJI

assalamualaikum mas pilot! [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang