#42

533 24 0
                                    

SELAMAT MEMBACA

- - - - -

Seorang laki-laki bertubuh kekar tengah menatap serius laki-laki lain yang ada di depannya. Mendengarkan dengan serius apa yang tengah laki-laki itu terangkan.

Menurutnya, situasinya semakin gawat. Jika tidak dengan cepat menindak lanjuti masalah ini, wanita yang menjadi targetnya itu akan menang dengan mudah.

"Terus lo bilang apa ?" tanya si laki-laki bertubuh kekar.

"Kayak biasa bang, gue iya-in"

"Bagus deh, jangan sampe lo ngebocorin rencana kita" dada laki-laki bertubuh kekar itu naik turun. Keningnya berkerut dalam memikirkan cara apa yang harus ia lakukan untuk menghadapi wanita titisan setan itu.

"Gue gak ada rencana. Lo ada ?"

"Menurut feeling gue, dia bakal neror cewek itu tanpa sepengetahuan gue. Gue rasa, pas dia udah ngerasa punya waktu yang tepat, dia bakal culik cewek itu dan bilang yang macem-macem. Paling parahnya dia bakal bunuh si cewek itu, karna target dia sebenernya itu si cowoknya" jelas laki-laki lain. Mengatakan apa saja yang ada di benaknya.

"Bisa jadi. Tapi kira-kira teror apa yang bakal dia lancarin ?"

"Kali itu juga gue gak tau. Tapi kemaren dia nyuruh gue buat taro surat di bukunya si cewek. Isinya bilang kalo dia itu sakit hati karna si cewek itu rebut si cowok dari dia"

"Tapi gue gak paham deh. Kenapa dia kayak berambisi banget buat ngabisin si ceweknya, padahal si ceweknya aja gak kenal sama dia"

"Dia gak pernah cerita sama gue sih"

"Dasar titisan setan" kutuk si laki-laki bertubuh kekar.

"Bukan setan lagu bang. Dakjal" ralat laki-laki lain dengan kekehan di akhirnya.

"Terus sekarang kita harus ngapain bang ?" tanyanya.

"Lo ikutin aja dulu apa yang dia mau"

"Oke boss"

.

.

.

Rafa duduk termenung di sebuah kursi panjang di pinggir taman komplek. Malam ini, ia ingin menemui kekasihnya.

Terpantau sudah beberapa kali cowok itu terus mengecek gawainya. Melihat jam atau mengecek apakah ada pesan yang masuk atau tidak.

Berdecak sebal karena pacarnya itu tak kunjung menampakkan batang hidungnya. Menoleh kesan kemari mencari sosok kekasihnya itu.

"Raf" panggilan lembut menerpa indra pendengarannya. Menoleh ke sumber suara dan menemukan perempuan cantik dengan balutan kerudung hitam segi empat.

Rafa menepuk tempat kosong di sebelahnya. Namun tanpa ia duga, perempuan itu malah mengambil tempat yang jauh darinya.

Keningnya mengerut dalam. Ada apa dengan pacarnya ? Rafa bangkit dan mengambil tempat duduk tak jauh dari kekasihnya itu.

"Mau ngomong apa Raf ?" tanya kekasihnya seakan ingin pertemuan ini cepat berlalu.

"Gak papa. Kangen aja sama kamu" jawab Rafa seadanya. Ia memang tidak punya maksud tertentu untuk menemui pacarnya.

"Kalo gitu aku pulang ya" perempuan itu bangkit. Tapi sebelum ia mengambil langkah seribunya, buru-buru Rafa menarik pergelangan tangannya.

"Tunggu Star" Starla menoleh. Memandang tangannya yang tengah di pegang erat oleh Rafa. Menepis tangan Rafa kasar.

assalamualaikum mas pilot! [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang