SELAMAT MEMBACA
- - - - -
Mobil hitam sudah terparkir dengan apik di pekarangan rumah. Rumah yang sudah satu bulan Starla tinggalkan. Rumah yang dulu menjadi tempat pulang ternyaman. Rumah yang menyimpan segala kenangan.
Semua orang di sana menyambut Starla dan Fajar dengan suka hati. Menyiapkan segala sesuatu yang sekiranya keduanya butuhkan.
"Kalian ko mau main gak bilang dulu" ucap bunda sambil menepuk pelan paha Starla.
"Emang harus ijin dulu ? 'Bun, Ara mau main' gitu ? Ini kan rumah Ara juga" protes Starla menyahuti bundanya.
"Sekarang rumah kamu kan rumahnya kamu sama Fajar, Ra. Jadi kamu itu tamu di sini" tutur bunda menasihati Starla.
"Tuh Ra, makanya jaga sopan santun. Tamu mana ada yang petakilan kayak kamu. Glatakin lemari sendiri, ambir air sendiri" celetuk Dika yang datang dari arah dapur. Membawa segelas air dingin di tangannya.
"Wih enak tuh kayaknya" Starla mengacuhkan perkataan abangnya. Menatap binar pada air dingin yang di bawa oleh laki-laki itu.
"Iya lah enak. Dingin" goda Dika sambil mengusap tenggorokannya.
"Bagi napa bro" ujar Starla sok asik.
"Kita kenal ?"
"Siluman da'jal emang kudu di basmi" Starla memutar matanya malas. Abangnya itu memang sangat pelit.
"Ambil sendiri sana Ra" suruh bunda melerai pertikaian antara dua kakak beradik itu.
"Tadi katanya ini bukan rumah Ara. Ara gak boleh glatak sendiri. Tapi kenapa sekarang Ara gak di rajakan ? Kan tamu adalah raja" cerocos Starla memprotes perintah bunda.
"Mana ada raja cewek" sahut Dika acuh.
"Ih nyebelin banget sumpah ni orang" Starla bangkit dari duduknya dan berlari mengejar Dika. Dika yang sudah siap dengan apa yang akan di lakukan adiknya itu segera berlari menghindari serangan ganas Starla.
"Diem gak ! Jangan lari !" teriak Starla. Napasnya berderu tak beraturan karena kelelahan.
"Nanti yang ada ketangkep" Dika terus berlari menghindari Starla.
Starla berhenti sejenak untuk mengatur napasnya. Abangnya itu berlari ke arah halaman belakang. Tempat orang tua mereka menanam berbagai tanaman.
Di halaman belakang, ayah dan Fajar sedang berbincang. Membicarakan tentang bola, tanaman, dan lain sebagainya.
Starla terus berlari tanpa melihat jalannya. Memandang dengan seksama suaminya yang sepertinya sedang menjelaskan sesuatu kepada ayahnya.
Karena tidak memperhatikan jalannya, kaki Starla terselengkat oleh kakinya yang lain. Starla oleng. Ia memejamkan matanya agar tidak melihat dirinya jatuh ndlosor mencium tanah.
Sudah setengah menit Starla menutup mata. Tapi anehnya ia tak merasakan pergerakan bahwa dirinya akan jatuh. Perlahan tapi pasti, Starla membuka matanya.
Cahaya yang tadi menyoroti wajahnya tiba-tiba saja meredup. Bayangan besar menutupi wajahnya. Menoleh ke belakang dan menemukan sesosok laki-laki tampan yang tengah merengkuhnya.
"Ganteng banget" gumam Starla yang masih memandang objek tersebut.
"Saya tau saya ganteng. Tapi jangan liatin saya kayak gitu, saya malu" ujarnya. Starla segera tersadar dari lamunannya. Berdiri kikuk melepas diri dari rangkulan orang tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
assalamualaikum mas pilot! [ON GOING]
Ficção AdolescenteFOLLOW SEBELUM BACA "Om bisakan nolak perjodohan ini ? Aku masih sekolah om" "Bisa--" Fajar menggantungkan ucapannya "Bisa nerima" lanjutnya lalu menyeringai - - - - - Starla Alena Az-Zahra. Gadis lembut yang selalu ceria ini harus di hadapkan oleh...