follow sebelum baca
SELAMAT MEMBACA
- - - - -
Pengap. Itu yang Starla rasakan. Matanya berkelana kesana kemari. Mencari secercah cahaya. Ia tidak suka kegelapan.
Napasnya berderu kencang. Sangat minim oksigen di dalam sini. Bau debu yang juga sangat menyengat.
"Mas Fajar..." rintih Starla lirih. Dirinya sudah lapar. Beluk makan dari pagi.
Terdengar suara langkah yang mondar-mandir dari arah luar ruangan. Sepertinya ada beberapa orang yang sedang mengawasinya.
BRAAKKK
Pintu kembali didobrak dengan kencang. Mata sayu Starla mencoba mengenali siapa yang masuk.
Putri. Wanita itu datang dengan sepiring penuh nasi di tangannya. "Makan nih, gue masih baik hari ini," setelah mengatakan hal tersebut, ia hanya melengos keluar.
Starla menatap kosong nasi putih tanpa lauk. Dengan sisa tenaga yang ada, Starla mencoba meraih sesuap nasi.
Sangat asin. Ini pasti hanya nasi kosong yang dicampur tumpahan garam. Atau memang Putri saja yang tidak bisa memasak.
Starla terus menghabiskan suap demj suap nasi asin itu. Mau tidak mau, daripada dirinya mati kelaparan. Ia juga masih memikirkan janin yang ada di kandungannya.
.
.
.
Langit biru Kuala Lumpur telah menyambut Fajar landing. Dalam hati berucap hamdalah. Dirinya berhasil membawa 59 nyawa dengan selamat.
Senyumnya tersungging manis. Ia tidak sabar untuk kembali melihat Statla secara virtual. Wajah cantik istrinya itu selalu terbayang.
Setalh semua penumpang turun. Fajar buru-buru membuka handphonenya dan mencari kontak istrinya.
Ia menelpon beberapa kali, namun hasilnya nihil. Fajar cemas. Kemana Starla ? Tidak biasanya perempuan itu seperti ini.
"Ngapa lo ? Panik bener dah," ledek Adi, rekan kerja Fajar.
"Bini gue, kaga ngangkat telpon gue, Di, gimana ya ?"
"Yaelah, lagi sibuk kali. Lagi masak. Santai kali, kayak yang bakal diculik aja."
"Bini gue mah cantik, imut, masih bocah. Bisa aja kali diculik sama yang masih bocah juga. Tapi kalo iya, gue kekepin di kamar kaga boleh keluar."
"Posesif amat maseh."
"Serius nih, Di. Bini gue kenapa ? Khawatir gue."
"Dibilang lagi masak."
"Di, sesibuk apapun dia, gak bakalan dia gak jawab panggilan gue. Kecuali kalo dia balik lagi kayak dulu sih. Tapi gak mungkin lah. Orang udah cinta mati."
"Hati mana ada yang tau."
"Jangan bilang gitu dong. Lo mah, bantuin kaga bikin panik iya. Sono, sono lo," kesal Fajar.
Dirinya benar-benar khawatir terjadi sesuatu yang buruk pada Starla. Ingin sekali Fajar pulang dan memastikan kondisi Starla baik-baik saja. Namun, masih ada pekerjaan yang tidak bisa ia tinggal.
"Ale, kamu kenapa ?"
.
.
.
SEKIAN TERIMA GAJI
KAMU SEDANG MEMBACA
assalamualaikum mas pilot! [ON GOING]
Teen FictionFOLLOW SEBELUM BACA "Om bisakan nolak perjodohan ini ? Aku masih sekolah om" "Bisa--" Fajar menggantungkan ucapannya "Bisa nerima" lanjutnya lalu menyeringai - - - - - Starla Alena Az-Zahra. Gadis lembut yang selalu ceria ini harus di hadapkan oleh...