#52

388 20 6
                                    

SELAMAT MEMBACA

- - - - -

Starla membelalakkan matanya selebar dunia, ngga lah copot kalo gitu. Starla kaget dengan pertanyaan yang di tujukan untuknya.

"Ma-maksudnya apa sih ? Gue gak paham," dalih Starla terbata-bata. Ini pasti bercanda. Tidak mungkin kan kalau dirinya tengah mengandung.

Tak ada di antara mereka yang membalas. Masih menatap Starla dengan intens.

"A-apa ? Kenapa kalian liatin gue kayak gitu dah ?" sinis Starla bercanda mencoba mencairkan suasana.

"GAK USAH PURA-PURA DEH LO !!" bentak Dila tanpa aba-aba. Starla terlonjak kaget. Tidak biasanya Dila bicara dengan nada yang teramat tinggi kepada dirinya.

"Apa sih Dil," kekkeuh Starla, masih ingin menyimpan rahasianya sendiri.

"LO HAMIL ANAK SIAPA BEGO !!" ucap Dila sudah tak menghiraukan apapun. Ia sudah terlanjur marah dan kecewa dengan Starla.

"Gue gak hamil," bantah Starla. Dadanya naik turun menahan deru nafasnya yang tak beraturan.

Tanpa aba-aba Dila melempar kertas hasil USG Starla tadi. Di sana terdapat satu janin kecil yang tengah tumbuh. Starla tak percaya melihatnya.

"Gak, ini pasti bukan anak gue kan ?" tolak Starla dengan suara yang parau. Ia khawatir jika nanti dirinya akan di keluarkan oleh pihak sekolah.

"LO PIKIR ITU ANAKNYA GUA ATAU BILA ?!" sentak Dila lagi. "Kita gak semurah itu Star," sambungnya penuh penekanan.

Mata Starla semakin memanas. Mendengar penuturan kasar dari sahabatnya. Ia tak menyangka bahwa Dila akan berkata sekasar itu kepada dirinya.

"Lo barusan ngatain gua murahan ?" bibir Starla tersenyum miring. Kecewa dengan tingkah Dila.

"Asal lo tau, anak ini ada ayahnya dan bukan anak haram," imbuhnya sambil menekan kata bukan.

Hening. Tidak ada yang membuka suara sampai akhirnya Starla mengucapkan satu kalimat yang mampu membuat keduanya mematung.

.

.

.

Fajar tengah duduk santai di sofa. Tadi, ia sudah beres-beres untuk perjalanannya pergi melakukan penerbangan.

Sambil menonton TV, sesekali ia mencomot kue hasil kerajinan tangan istrinya. Ya walaupun gosong, Fajar akan tetap memakannya. Apapun itu, jika yang membuat adalah Starla, maka Fajar akan mengatakan enak.

Om Fajar ayo beli cilor. Om Fajar ayoo. Ih lama bangat nih. Ayo om keburu mamang cilornya pergi.

Tiba-tiba saja suara Starla yang tengah merengek terdengar. Ya, suara itu ia jadikan nada dering khusus untuk kontak milik istrinya saja.

Dengan segera Fajar mengangkatnya. Tersenyum lebar walau di seberang sana Starla tidak dapat melihatnya.

"Assalamualaikum cantik. Sekolahnya udah ? Kan baru jam dua," sapa Fajar terlebih dahulu.

"..."

"Hah ? Coba ulang."

"..."

"Yang bener ?"

tut

Fajar berdecak kala panggilan suara dari istrinya di putuskan secara sepihak.

Dengan buru-buru Fajar meraih kunci mobil yang tergantung di deretan kunci lain. Mengemudikan mobilnya dengan brutal menuju tempat yang disebutkan istrinya tadi.

assalamualaikum mas pilot! [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang