#36

635 31 0
                                    

SELAMAT MEMBACA

- - - - -

Seorang pria bertubuh kekar sedang berhadapan dengan laki-laki yang tubuhnya ideal. Tidak terlalu kurus dan tidak terlalu gemuk. Tinggi, masih dalam batas wajar. Tidak juga pendek layaknya kurcaci.

Keduanya sedang membahas hal serius. Hal yang seharusnya sudah di jalankan sejak lama.

"Jadi kemaren dia nyuruh lo apalagi ?" tanya sang pria kekar meminta penjelasan.

"Masih sama. Lo santai aja bang"

"Kalo butuh bantuan bilang gue aja"

"Gue bisa handle semuanya"

"Yakin lo ?"

"Gak percaya ?"

"Liat nanti aja deh, pasti lo bakal butuh bantuan gue"

"Liat nanti" laki-laki itu bangkit dari duduknya. Menghisap sebatang rokok yang terselip di antara jari telunjuk juga jari tengahnya.

Mengepulkan asap yang keluar dari mulutnya ke udara. Menatap langit-langit ruangan itu seakan menerawang apa yang akan terjadi.

"Gue balik dulu bang"

"Yo. Tiati"

Laki-laki itu keluar dari ruangan tempatnya berdiskusi. Rencana untuk hari ini cukup sampai di sini saja.

.

.

.

Setelah terjadi perdebatan yang cukup lama, kedua sejoli itupun akhirnya turun. Starla berjalan terlebih dahulu mendahului Fajar.

Dengan langkah tergopoh-gopoh, Fajar mengejar Starla yang berada jauh di depannya. Kini mereka berdua tampak seperti adegan dalam film India.

Dimana sang lelaki mengejar perempuannya yang terus berlari. Bersembunyi di balik pohon. Dan bernyanyi bersama.

"Ale tungguin saya" ucap Fajar. Langkah lebarnya semakin di percepat saat Starla mulai berlari.

"Kejar lah" tantang Starla semakin mempercepat larinya.

Merasa tertantang, Fajar pun benar-benar berlari. Menangkap Starla dari belakang. Memeluk perempuan itu agar tak dapat berlari lagi.

"Udah saya tangkep" kata Fajar dengan bangga diri.

"Lepasin" pinta Starla meronta-ronta. Dirinya malu. Kini keduanya sudah menjadi pusat perhatian.

"Gak mau"

"Om Ara malu tau diliatin" cicit Starla lirih.

"Ya udah, tapi jangan lari kayak tadi lagi" tutur Fajar menasihati. Melepas dekapannya dan menggenggam jemari Starla yang terbebas.

"Ale, nanti kalo di rumah bunda kamu panggil saya 'mas' ya" ujar Fajar tiba-tiba. Berbisik pada telinga kanannya.

"Kenapa ?"

"Takut di kira kita belum akrab. Nanti di nyinyir lagi sama abang kamu"

"Ya udah"

"Ya udah apa ?"

"Ya udah iya"

"Iya apa ?"

"Panggil om Fajar 'mas' "

"Coba dong praktekin" suruh Fajar ngelunjak.

"Ha ?" Starla dongkol dengan perintah Fajar. Untuk apa dia mempraktekkannya sekarang, kan nanti di rumah bunda.

assalamualaikum mas pilot! [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang