#51

625 21 11
                                    

Sebelumnya Nana mau kasih info dulu, kalo Nana mau hiatus sebentar sambil lanjutin cerita ini. Jadi biar kalo Nana up itu langsung, biar kalian gak Nunggu lama. Nana gak tau pasti sampe kapan Nana bakal hiatus. So, kalo kalian mau ninggalin cerita ini juga Nana gak papa, Nana gak mau kalian terikat sama sesuatu yang gak pasti kayak gini. ☺️🙏

SELAMAT MEMBACA

- - - - -

Hari sudah semakin siang. Tapi Starla masih saja merengek, membujuk suaminya agar memperbolehkannya pergi ke sekolah.

Fajar masih berada dalam pendiriannya. Melarang Starla berangkat sebelum wanita itu benar-benar pulih dari sakitnya.

Starla memang sudah bisa berjingkrak-jingkrak ria. Tapi, Fajar masih tetap khawatir dengan kondisi istrinya. Belum lagi Starla itu petakilan.

"Om mah gitu. Asli deh, gak bakal banyak tingkah di sekolah. Suer," bujuk Starla seraya menunjukkan jari telunjuk dan juga jari tengahnya.

Fajar menggeleng angkuh. Ia masih tetap pada pendiriannya.

"Om Fajar ganteng, baik, pinter, sayangnya Ara, cintanya Ara, punyanya Ara, ya boleh ya," Fajar melirik sekilas. Jarang-jarang dirinya diperlakukan seperti itu.

"Kasih vitamin C dulu baru boleh," ucap Fajar. Menampilkan senyum manisnya yang hanya setipis kertas.

"Udah ko, Ara udah minum vitamin C Ara juga bawa vitamin C di tas," balas Starla polos. Menunjukkan ranselnya yang tersampir di kedua pundaknya.

"Duh. Polosnya istriku," Fajar mencubit pipi Starla gemas. Terkekeh kecil karena kepolosan istri kecilnya itu.

Starla tidak paham. Mulutnya menganga dengan dahi yang berkerut dalam.

Mengerti dengan maksud dari reaksi Starla, Fajar menyodorkan pipinya. Di tunjuknya pipi tirus dengan garis tegas itu menggunakan jari telunjuk.

Starla tersentak saat tahu apa yang Fajar maksud. Matanya mengerjap lucu. Malu sebenarnya.

"Ayo dong Ale. Saya belum di kasih vitamin C nih sama kamu," pinta Fajar mendesak Starla agar cepat-cepat melakukan aksinya.

"Harus banget ?"

Fajar mengangguk. Starla menutup matanya serapat mungkin agar dirinya tidak terlalu malu nantinya. Ia mulai mendekatkan wajahnya ke arah wajah Fajar.

Fajar hanya cengengesan menyaksikan momen langka ini. Perlahan tapi pasti, Fajar menolehkan kepalanya supaya berhadapan dengan wajah sang istri.

Fajar terkekeh geli saat sebentar lagi bibir tipis nan ranum itu semakin mendekat ke arahnya. Tanpa pikir panjang, Fajar segera meraup bibir Starla dengan bibirnya.

Starla yang sedari tadi menutup matanya, kini terbuka sempurna. Kaget dengan apa yang dilakukan suaminya. Starla tidak bisa berkutik, ia hanya bisa mengikuti alur permainan Fajar.

.

.

.

"Ih sebel banget, sebel banget, sebel banget," dua gadis berusia tujuh belas tahun itu terkaget. Melihat seorang perempuan yang datang-datang langsung mencak-mencak gak jelas.

Di ambang pintu, Starla tengah merasa geram. Menghentak-hentakkan kakinya kuat ke lantai. Ia merasa sebal dengan perlakuan Fajar tadi. Rasanya ia ingin menghilang saja.

Dila dan Bila yang menonton hanya melongo. Melihat apa yang sedang sahabatnya itu lakukan.

"Stres lo Star ?" tanya Dila asal ceplos.

assalamualaikum mas pilot! [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang