DIFFERENT SOULS (HIATUS)

CHAPTER 2

Satu Minggu setelah pemakaman Aurora dilaksanakan Semua menjadi berubah. Mulai dari keluarga XANDER hingga para inti Lazarus. Mansion keluarga yang awalnya penuh canda tawa, dan teriakan si bungsu sekarang malah sepi dan suram seperti tak ada kehidupan sama sekali.

Rendra yang awalnya selalu ingin cepat pulang untuk bertemu dengan sang adik tercinta kini hampir tak pernah pulang. Dia masih belum terima dengan kepergian adiknya dan dia semakin dingin tak tersentuh. Nochol yang juga menyibukkan diri dengan pekerjaan di kantor, guna menghilangkan kesedihannya karena kehilangan Putri satu-satunya. Dirga yang dulu ceria berubah menjadi dingin tak tersentuh, dan dan lebih memilih tinggal di Apart. Argan pun tak ada bedanya, iya yang awalnya tak pernah keluar malam, malah sering pulang subuh dan keluar masuk club. Sedangkan, Nata yang selalu menebar senyum lembut sekarang tak pernah tersenyum sama sekali. Dia selalu mengurung dirinya di kamar putrinya. Dia selalu saja menangis sambil memeluk foto-foto putrinya yang sedang tersenyum. Para maid yang melihat majikan mereka seperti itu merasa sedih. Mereka juga merasa kehilangan sosok nona muda mereka yang sangat baik hati dan ramah itu.

Para inti lazarus pun sama. Mereka menjadi pribadi yang dingin tak tersentuh terutama Alfan dan Sean semakin dingin. Elvan. Ya hanya Elvan yang masih tetap pada sifatnya yang ceria. Tapi semua sahabatnya tahu meskipun Elvan selalu tersenyum, namun di balik itu semua ia menyiratkan rasa sakit yang mendalam. Dia memang tersenyum namun matanya menyiratkan suatu kesedihan dan kekosongan. Saat dia sendiri di kamarnya, ia akan menangis histeris dengan memeluk foto Aurora.

Begitupun dengan Sean. Semenjak Aurora dimakamkan Sean selalu mengurung diri dalam kamar. Iya bahkan tak bisa tidur tanpa obat tidur. Dia selalu histeris saat mengingat Aurora yang berlumuran darah. Bahkan ia hampir bunuh diri jika tidak dicegat oleh maminya yang menangis sambil memohon dan memeluknya. Sean bilang buat apa dia hidup jika adiknya pergi meninggalkannya untuk ke dua kalinya. Raranya telah meninggalkannya untuk selamanya.

Soal dalang dari penyebab kecelakaan yang dialami Aurora, pelaku itu sudah ditemukan. Saat ditanya apa tujuannya, iya malah menjawab karena ia iri dengan kehidupan Aurora yang dikelilingi oleh pria yang dia sukai. Saat mereka mendengar alasannya, keluarga Xavier dan inti lazarus sangat marah, dan ntah lah apa yang terjadi pada orang itu yang ternya adalah anak seorang koruptor. Mereka hanya menyiksanya secara fisik dan batinnya. Mengapa tidak dibunuh? Itu karena Aurora tidak suka mereka menjadi pembunuh.

Sebegitu pentingnya seorang Aurora Nathaline Xander bagi mereka, sampai-sampai membawa perubahan yang amat besar bagi mereka setelah kepergiannya.

                        💚💚💚

Saat ini Aurel yang berjiwa Aurora sedang memandang kosong kearah jendela yang ada di ruang rawatnya. Ia sedang memikirkan keluarga dan Para abangnya yang ada di inti Lazarus. Apakah mereka baik-baik saja?apa mereka sedih? sedang apa mereka sekarang?apa ia sudah mati dan di kuburkan? Itulah yang sedang ia pikirkan saat ini.

Aurel tersadar dari lamunannya saat ada yang membuka pintu ruang rawatnya. Di sana seorang wanita paru baya yang masih sangat cantik masuk dengan menenteng kresek berisi makanan dan senyum lembut di wajah cantiknya. Dia adalah Shena ibu kandung Aurel yang sekarang akan menjadi ibunya juga.

"Gimana keadaan kamu sekarang sayang?,udah baikan?" Tanya Shena lembut sambil mengusap kepala Aurel .

"Udah baikan kok mom" jawab Aurel sambil tersenyum. "Oh iya mom kapan aku akan pulang, aku bosan berada di rumah sakit terus?". Tanya Aurel, pasalnya sudah tiga hari ia dirawat di rumah sakit ini padahal dia sudah sehat.

Shena tersenyum lembut mendengar pertanyaan putrinya itu " kata dokter kamu akan pulang setelah infus kamu sudah habis." Kata Shena

"kamu makan dulu ya, mommy suapin". Aurel hanya mengangguk dan menerima suapan mommy nya. Shena tersenyum melihat tingkah putrinya.