Saat ini Vando, Kevan dan sahabat-sahabat Aurel tengah berada di dalam ruang rawat Aurel. Vando tidak jadi membawa Aurel ke UKS dan memilih membawa Aurel ke rumah sakit karena melihat kaki Aurel yang terus menerus mengeluarkan darah.
Mereka memandang Aurel yang terbaring masih tak sadarkan diri dengan wajahnya yang pucat. Dokter yang menangani Aurel tadi mengatakan kalau punggung Aurel yang tersiram kuah bakso tidak terlalu parah. Punggungnya hanya memerah dan sedikit melepuh. Dokter juga mengatakan mungkin Aurel akan merasa sedikit perih nantinya. Tapi dokter sudah mengoleskan salep pada punggung Aurel.
Sedangkan luka yang ada di kaki Aurel, lukanya cukup panjang dan sedikit lebar. Dokter mengatakan kalau ada beling yang tertancap di kakinya. Itulah yang membuat darahnya tidak berhenti keluar. Tapi tenang saja, dokter sudah mengeluarkannya.
Saat sedang fokus memandang Aurel yang masih belum sadarkan diri, suara dering telepon terdengar di ruangan Aurel yang sunyi.
"Handphone siapa yang bunyi?" Tanya Bayu pada mereka
"Handphone Aurel yang bunyi." Jawab Clarissa yang memegang ponsel Aurel tadi.
"Siapa yang nelpon?" Tanya Kevan.
"Di sini nama kontak penelponnya 'bang Ian'." Ucap Clarissa menunjukkan pada orang-orang yang ada di sana.
"Bang Ian siapa?" Tanya Audy.
Mereka menghendikkan bahu tidak tau. Sedangkan Bayu, Gio, Tasya dan Tania melotot kaget saat mendengar nama yang ucapkan Clarissa.
"Aduh gimana nih?" Panik Tania.
"Kenapa sih?" Tanya Vando bingung.
"Aduh gawat, dia kenapa pake nelpon segala sih?" Panik Tasya.
"Kalian kenapa sih? Emangnya bang Ian ini siapa?" Tanya Clarissa bingung melihat sahabat-sahabatnya yang terlihat panik.
"Bang Ian yang ada di kontaknya Aurel itu Alvian si ketua LAZARUS." Panik Gio.
Mereka yang mendengar itu pun kaget dan ikut panik. Bagaimana jika Alvian tau kalau Aurel masuk rumah sakit? Bisa-bisa dia ngamuk.
"Aduh gimana nih, mana nelpon terus lagi." Panik Clarissa.
"Tenang dulu, coba Lo angkat panggilannya terus loudspeaker." Ucap Kevan menenangkan.
Clarissa menarik nafas dalam-dalam dan mengembuskannya pelan-pelan. Saat sudah tenang Clarissa mengangkat panggilan dari Alvian kemudian menyalakan loudspeaker agar yang lainnya dapat mendengarkan.
Saat panggilan itu dia angkat, langsung terdengar oleh mereka suara berat seorang pria yang terdengar khawatir.
"Halo Ra? Kamu kemana aja sih kenapa lama banget angkat telponnya? Abang khawatir tau gak."
Clarissa tidak menjawab tapi malah menatap sahabat-sahabatnya. Sedangkan sahabatnya hanya mengangguk saja.
Di seberang sana Alvian mengernyitkan dahinya bingung saat tidak mendengar suara sang adik membuatnya tambah khawatir.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIFFERENT SOULS (HIATUS)
FantasíaAurora Nathaline Xander memiliki paras cantik, mata bulat, kulit putih, pintar dan baik hati harus merenggang nyawa karena mengalami kecelakaan saat pulang sekolah dan saat dia terbangun ia berada di tubuh seorang queen bullying. Aurora Nathaline Xa...