CHAPTER 31

5.2K 432 104
                                    

HAPPY READING

Di dalam mobil saat ini Aurel dan Kenzo sedang membicarakan akan jalan-jalan kemana.

"Kita mau jalan-jalan kemana dulu?" Tanya Aurel sambil melirik singkat pada Kenzo yang duduk sampingnya.

"Terserah kakak aja mau kemana dulu. Arel ikut kakak aja." Jawab Kenzo sambil menoleh pada sang kakak.

Aurel mengetuk-ngetuk dagunya dengan telunjuk kirinya memikirkan akan kemana menghabiskan waktu bersama sang adik. Aurel menjentikkan jarinya saat sebuah tempat langsung terlintas di kepala.

"Gimana kalau kita ke Dufan, habis itu kita lanjut ke pantai?" Saran Aurel. "Gimana? Kamu setuju gak?" Tanya Aurel sambil menoleh singkat pada Kenzo, meminta persetujuan remaja itu.

"Hmm, boleh deh Arel setuju sama kakak." Ujar Kenzo menyetujui saran sang kakak di sertai dengan senyuman manisnya yang membuat sang kakak ikut tersenyum.

Selang beberapa menit kemudian, Aurel dan Kenzo sampai di Dufan. Dapat mereka lihat sangat banyak pengunjung yang datang.

Aurel menyuruh Kenzo untuk menunggunya sedangkan ia akan membeli tiket masuk ke Dufan.

Setelah membeli tiket masuk, Aurel berjalan menghampiri Kenzo yang sedang menunggunya.

"Yo masuk." Ajak Aurel pada Kenzo saat sampai di depan remaja itu.

Kenzo mengangguk kemudian meraih tangan kiri sang kakak untuk di gandengannya. Aurel menatap tangannya saat merasakan seseorang memegang tangannya. Ia beralih menoleh pada Kenzo yang juga menatapnya sambil tersenyum lebar menunjukkan gigi putihnya yang tersusun rapi.

"Biar kakak gak hilang, hehe." Ujarnya sambil menunjukkan deretan gigi putihnya.

Aurel yang mendengar itu pun hanya menggelengkan kepalanya pelan.

"Ada-ada aja kamu." Ujar Aurel tapi tak urung juga ikut menggenggam tangan sang adik.

Mereka masuk dengan saling bergandengan tangan. Mereka sudah seperti sepasang kekasih, mengingat tubuh Kenzo yang lebih tinggi darinya didukung dengan wajah dan tubuhnya yang tampan serta atletis di usianya yang masih sangat muda.

"Ini kakak yang emang pendek atau kamu ya yang ketinggian? Berasa kakak yang jadi adek." Kesal Aurel saat melihat tingginya hanya sebatas dagu sang adik.

"Itu sih emang kakak aja yang kependekan. Makanya kak, tinggi itu ke atas bukan ke samping." Ejek Kenzo sambil menggerakkan tangannya mengukur tinggi sang kakak dan tingginya seolah mengejek.

Aurel mendengus kesal saat mendapati ejekan dari adik bungsunya. Yah, walaupun benar sih.

"Kita mau main apa dulu nih?" Tanya Aurel sambil mengedarkan pandangannya ke penjuru Dufan. Ada banyak permainan di sini hingga membuatnya pusing ingin bermain yang mana dulu.

Kenzo juga ikut mengedarkan pandangannya. Matanya jatuh pada boneka panda besar yang di gantung sebagai hadiah di permainan tembak-tembakan. Remaja tampan itu melirik sang kakak yang masih sibuk melihat sekitarnya. Terlintas di pikirannya untuk menghadiahkan boneka panda besar itu untuk kakak kesayangannya. Dengan lembut ia menarik tangan sang kakak ke permainan itu.

Aurel yang merasakan tarikan lembut pada tangannya sontak menoleh ke arah Kenzo sambil melangkah mengikuti tarikan pada tangannya.

"Lho, kita mau keman Ar?" Tanya Aurel.

"Udah kakak diam aja dan ikutin Arel." Ujar Kenzo tanpa menoleh dan terus menarik tangan sang kakak.

Aurel hanya diam menurut dan sambil melangkahkan kaki-kakinya mengikuti langkah sang adik. Hingga mereka sampai di depan stan permainan tembak-tembakan yang mana memiliki sebuah titik sasaran. Jika mengenai sasaran itu dengan tepat, maka akan di anggap pemenangnya dan mendapatkan hadiah yang di inginkan.

DIFFERENT SOULS (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang