CHAPTER 16

8.3K 635 16
                                    

Saat di tengah koridor mereka berpaspasan dengan para inti Graventas. Tapi mereka hanya acuh dan tetap berjalan.

Kevan berjalan menghampiri Aurel dengan sapu tangan di tangannya dan menyerahkan sapu tangan miliknya kepada Aurel.

Aurel yang melihat itu langsung menerimanya tak lupa mengucapkan terima kasih lalu mengelap keringatnya.

"Thanks" ucap Aurel singkat sambil mengelap keringat yang membasahi wajahnya.

Kevan mengelus rambut Aurel lembut sambil tersenyum manis.

Vando kemudian juga ikut menghampiri Aurel dan mengecup puncak kepala Aurel lembut.

"Tadi kamu keren banget mainnya." Puji Vando.

"Makasih bang." Jawab Aurel sambil tersenyum menatap Vando.

"Btw aku bau keringat loh, hehe." Lanjutnya dengan menampilkan gigi putihnya.

"Gak apa-apa, kamu tetep wangi kok." Jawab Vando santai.

"Rel, panggil gue Abang juga dong. Masa cuma Vando doang sih." Ucap Kevan.

"Lah emang kenapa?" Tanya Aurel bingung.

"Ya gak apa-apa sih. Gue juga pengen gitu Lo panggil gue Abang kayak Lo manggil Vando Abang. Soalnya gue dari dulu pengen Adek perempuan tapi gak pernah kesampaian." Ucap Kevan.

Aurel terdiam sebentar memikirkan sesuatu. Ia tau Kevan sama seperti Vando. Ia juga tau kalau selama ini Kevan dan Vando selalu memperhatikan dirinya diam-diam. Kevan dan Vando sudah menganggap dirinya seperti adik mereka sendiri.

"Ok...Abang." Ucap Aurel sambil tersenyum tipis.

Kevan tersenyum senang. Akhirnya ada juga yang memanggilnya dengan sebutan Abang. Dia sama seperti Vando. Dia juga sangat ingin memiliki adik perempuan.

Sedangkan para Abangnya hanya menatap Aurel dengan tatapan yang sulit di artikan.

"Abang sama yang lain mau kemana?" Tanya Aurel.

"Oh, kita mau ke kantin, tapi kita mau jemput pacarnya Raditya sama Vano dulu." Jawab Kevan.

Aurel hanya menganggukkan kepalanya acuh.

"Rel, tadi Lo keren banget main basketnya." Seru Dion.

"Iya, gue baru tau kalau Lo jago basket." Sahut angkasa

Aurel yang mendengar pujian dari sahabat abangnya hanya menanggapinya dengan senyuman tipis.

"Thanks" ucap Aurel singkat kemudian beralih menatap Vando dan Kevan.

"Ya udah kalo gitu kita mau ke loker dulu ngambil seragam." Ucap Aurel.

"Dah bang Vando, bang Kevan." Pamit Aurel.

"Dah." Jawab Kevan dan Vando.

"Kita duluan ya kak." Ucap para sahabat Aurel.

Kevan dan Vando hanya menganggukkan kepalanya.

Aurel dan sahabatnya langsung pergi dari sana. Saat Aurel berpaspasan dengan inti Graventas yang lain ia hanya acuh dan melewatinya. Bahkan melirik pun tidak.

Para Abangnya yang melihat itu hanya diam dan menatap sendu punggung Aurel yang mulai menjauh bersama sahabatnya.

💚💚💚

Saat ini Aurel dan juga para sahabatnya sudah berada di kantin sekolah. Setelah mereka berganti seragam tadi mereka langsung pergi ke kantin.

"Siapa yang pesen nih." Tanya Tania

DIFFERENT SOULS (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang