CHAPTER 18

8.5K 695 44
                                    

Jam sudah menunjukkan pukul 19.30 malam. Aurel baru saja bangun dari tidurnya. Aurel melirik ke arah jam kemudian segera turun dari kasurnya dan berjalan menuju kamar mandinya.

Tak lama kemudian Aurel keluar dari kamar mandi menggunakan pakaian santainya dengan wajah yang sudah segar. Aurel kembali melihat jam yang sekarang menunjukkan pukul 19.45 malam, itu artinya 15 menit lagi makan malam di mulai.

Aurel kemudian keluar dari kamarnya. Aurel lebih memilih menggunakan tangga untuk turun kebawah.

Sesampainya di bawah, Aurel segera menuju ruang makan. Di sana sudah ada mommy dan mamanya yang membantu para maid menata makanan di meja. Juga ada Kenan dan Geril yang sudah duduk sambil memainkan ponselnya masing-masing.

Aurel kemudian duduk di samping Kenan sambil memperhatikan Abangnya itu yang sepertinya sedang bermain game online.

"Bang, Mabar yuk." Ajak Aurel santai.

Kenan yang kaget dengan refleks menoleh ke sampingnya. Matanya terbelalak kaget saat melihat Aurel duduk di sebelahnya. Dan apa itu tadi, Aurel mengajaknya bermain game bersama?dan yang mengajaknya duluan adalah Aurel sendiri.

Mendadak Kenan menjadi gugup. Aurel yang melihat Abang itu gugup pun mengernyitkan keningnya bingung.

"Kalau Abang gak mau juga gak ap-." Belum sempat Aurel melanjutkan ucapannya tapi Kenan lebih dulu memotongnya.

"Gak, gue mau kok. Mau banget!." Sela Kenan cepat.

Ini adalah kesempatannya untuk kembali lebih dekat dengan Aurel. Ia tak akan menyia-nyiakan kesempatan ini.

Aurel hanya menggunakan kepalanya kemudian mengambil ponselnya dan mulai bermain game online bersama Kenan. Hal itu tak luput dari perhatian Shena dan Linda. Juga Geril yang sedari tadi memperhatikan interaksi antara mereka berdua. Geril memandang mereka dengan tatapan cemburu tapi tertutupi oleh wajah datarnya.

Tak lama, satu persatu anggota keluarga datang dan duduk di meja makan. Kenzo dan Castor yang melihat Aurel yang sudah duduk manis di samping Kenan pun segera menghampirinya.

Kenzo yang duluan sampai pun langsung memeluk kakak perempuannya kesayangannya yang masih sibuk dengan game di ponselnya dari belakang.

Aurel yang kaget karena ada yang memeluknya dari belakang secara tiba-tiba pun dengan refleks menoleh ke belakang. Ternyata yang memeluknya adalah Kenzo adiknya. Aurel menghela nafas pelan dan mengusap rambut adiknya itu dengan lembut dan mengecup pipinya.

"Arel kangen banget tau sama kakak. Seharian Arel gak ketemu sama kakak." Gumam Kenzo yang suaranya terbenam di ceruk leher Aurel tapi masih bisa Aurel dengar.

Sedangkan Castor, ia memandang sinis ke arah Kenzo yang masih enggan untuk melepaskan pelukannya pada sang kakak. Padahal dia juga kangen dengan kakak perempuannya itu.

"Udah napa, gue juga mau peluk kak Aurel kali. Bukan cuma Lo doang yang kangen, gue juga kali." Sinis Castor.

Sedangkan Kenzo sama sekali tidak mendengarkan Castor. Ia masih enggan untuk melepaskan pelukannya pada sang kakak, malah ia semakin mengeratkan pelukannya.

Memang benar, mereka belum bertemu sedari tadi. Mereka hanya bertemu saat sarapan pagi tadi selebihnya tidak bertemu. Entah apa yang kedua adiknya itu hingga mereka tidak bertemu seharian penuh.

"Udah ah, ayo duduk makan malam udah mau mulai." Ucap Aurel sambil melepaskan lengan Kenzo yang melilit lehernya.

Kenzo mengerucutkan bibirnya, tapi tak urung mematuhi perintah kakaknya. Tapi lagi-lagi Kenzo dan Castor berebutan untuk duduk di samping Aurel.

DIFFERENT SOULS (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang