Aurel saat ini berada didalam kamarnya di mansion LAXANDER. Gadis itu sekarang tengah berkutat dengan laptop mahal miliknya. Jari lentiknya yang sedang mengetik di atas keyboard dengan lincah, seketika terhenti saat ingatannya kembali pada saat pertemuannya dengan kakak ketiganya. Aurel menyenderkan tubuhnya pada sandaran sofa, memijat pangkal hidungnya.
Flashback
"Tolong jangan bangunkan aku Tuhan, tolong."gumam Argan dengan tangan yang semakin erat memeluk tubuh Aurel.
Aurel membalas pelukan sang kakak dengan tak kalah erat, menenggelamkan wajahnya didada Argan. Fathur hanya terdiam melihat pemandangan mengharukan didepan matanya. Pria itu menyentuh wajahnya yang terasa begitu perih.
Aurel berusaha melepaskan pelukan Argan yang begitu erat. "Kak, lepasin dulu ya. Sebentar aja." Ujarnya dengan begitu lembut, namun Argan masih tak ingin melepaskan pelukannya seolah jika ia melepaskannya barang sedetik, gadis yang ada dalam pelukannya itu akan menghilang.
Aurel menghela nafas pelan. "Lepasin dulu ya kak, aku ngerasa sesak. Kakak mau aku mati karena sesak nafas?"
Mendengar kata 'mati' membuat tubuh Argan tersentak. Bukannya melepaskan pelukannya, pria itu malah semakin mengeratkan pelukannya membuat Aurel sesak.
"Gak, Gak akan. Jangan lagi kakak mohon. Jangan."Gumamnya dengan suara yang bergetar ketakutan.
Aurel yang mendengarnya pun terdiam. Apakah kematiannya membuat kakak ketigannya ini mengalami trauma yang mendalam?Jika ia, gadis itu benar-benar merasa menyesal sekarang. Akhirnya gadis itu hanya diam dan membiarkan sang kakak tetap memeluknya.
Setelelah 15 menit berlalu pelukan itu masih belum terlepas, Fathur yang merasa jengah pun akhirnya berdiri dan melangkah kearah kedua kakak-beradik itu dan melepaskan pelukan Argan pada Aurel dengan paksa. Ia juga tak tega melihat gadis itu yang tengah merasa pegal pada kakinya karena terus berdiri.
Argan yang merasakan itu menatap tajam pada sahabatnya itu dan berusaha kembali menarik Aurel untuk masuk kedalam dekapan eratnya. Tapi Fathur menghalanginya dengan menyembunyikan Aurel di belakang punggungnya.
"Lo minggir!" Ujarnya dengan penuh peringatan. Fathur diam sambil menatap wajah frustasi sahabatnya itu. Ia kembali menepis tangan Argan yang berusaha meraih Aurel kembali.
"Ha haha, udah gue duga ini cuma mimpi." Gumamnya sambil tertawa miris, Tangannya kembali mencengkram rambutnya dengan erat.
"Apa ini pertanda gue harus nyusul adek gue? hahaha, iya pasti ini pertanda. Adek gue pasti lagi nungguin gue sekarang."Racaunya
Mereka terbelalak saat tiba-tiba saja Argan meraih pecahan kaca meja yang memiliki ujung yang runcing seperti pisau. Fathur langsung menahan tangan Argan saat pria itu mengayunkan pecahan kaca ditangannya kearah dada kirinya sendiri.
"LO UDAH GILA!? LO MAU MATI HAH!!?"Teriaknya sambil terus menahan pergelangan tangan Argan sekuat tenaganya.
"IYA GUE GILA, GUE GILA KARENA MASIH BERHALUSINASI KALAU ADIK GUE MASIH HIDUP!!?Gue baru aja peluk dia gue rasa itu pertanda dia mau gue nyusul dia sekarang. KARENA ITU GUE LEPASIN GUE SEKARANG KARENA GUE MAU NYUSUL ADIK GUE-"
PLAK
Argan terdiam karena mendapatkan tamparan keras diwajahnya. Telinganya berdengung dan seketika ia tersadar.
"CUKUP KAK!!SADAR!" teriak Aurel setelah menampar pipi kanan Argan dengan kuat. Dadanya naik turun dengan tidak teratur. Matanya memerah mengeluarkan cairan bening dan mengalir turun kepipinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIFFERENT SOULS (HIATUS)
FantasyAurora Nathaline Xander memiliki paras cantik, mata bulat, kulit putih, pintar dan baik hati harus merenggang nyawa karena mengalami kecelakaan saat pulang sekolah dan saat dia terbangun ia berada di tubuh seorang queen bullying. Aurora Nathaline Xa...