CHAPTER 13

8.9K 680 16
                                    

Saat ini Aurel sudah berada di kamarnya, lebih tepatnya di balkon kamarnya. Ia sedang melamun mengingat kejadian saat ia pulang dari cafe tadi.

Flashback

Aurel baru saja pulang dari cafe. Saat ia masuk ia di suguhkan dengan suara dingin dan datar seseorang.

"Dari mana Lo?" Tanya orang itu yang ternyata adalah Abangnya Vano.

"Bukan urusan Lo" balas Aurel dan terus berjalan tanpa menatap Alvano.

"Lo ya gak sopan banget sih. Oh apa jangan-jangan Lo ngejalang lagi?" Sinis Varo.

Aurel yang hendak pergi dari sana sontak menghentikan langkahnya dan membalikkan badannya saat mendengar perkataan Varo.

"Lo bilang apa barusan?" Tanya Aurel dingin

"Lo pulang habis ngejalang kan? Secara kan Lo itu jalang. Murahan" Tuding Varo.

Aurel menatap tak percaya pada Varo. Tak hanya Aurel tapi Vano, Geraldi, Kenzo, dan Castor juga sama. Bisa-bisanya Varo berkata seperti itu kepada Aurel.

"Bang Lo apa-apa sih nuduh kak Aurel gitu.!!" Marah Kenzo.

"Kenapa? emang bener kan? Paling dia abis dari club buat jual diri ke om-om." Ucap Vano santai.

"Kak Aurel bukan orang yang kayak gitu!!" Seru Castor tak suka.

Aurel mengangkat tangannya menyuruh Kenzo dan Castor untuk diam.

Aurel terkekeh sinis lalu berjalan ke depan Varo. Aurel menatap Varo dengan pandangan terluka.

"Bisa-bisanya ya Lo ngomong gitu ke gue?" Tanya Aurel tak percaya.

"Gue ini cewek loh. Sama kayak mommy dan mama. Gue juga adik Lo tapi kenapa Lo nuduh gue kayak gitu?" Ucap Aurel

Seakan mengingatkan sesuatu Aurel segera meralat ucapan.

"Ah iya gue lupa. Lo kan gak pernah nganggap gue adek Lo. Sorry udah ngaku-ngaku jadi adek Lo." Tambah Aurel santai tapi tidak dengan matanya yang menunjukkan kekecewaan.

"Lo apa-apaan sih. Lo tuh Adek gue!" Ucap Geraldi tak suka.

Aurel mengalihkan pandangannya pada Geraldi. Lalu tertawa hambar.

"Oh ya? Mana buktinya kalau gue Adek Lo. Secara biologis gue emang Adek Lo tapi, perlakuan Lo semua ke gue gak apa mencerminkan sosok kakak ke adiknya" ucap Aurel.

Diam. Mereka diam mendengar perkataan Aurel. Memang benar mereka tak pernah memperlakukan Aurel seperti seorang adik.

Aurel yang melihat para saudaranya diam tak berkutik pun tersenyum sinis.

"Kenapa diam? Gue bener kan?" Tanya Aurel pada mereka tapi mereka hanya diam.

"Gue kan udah pernah bilang tadi di sekolah. Jangan pernah urusin urusan gue. Gue juga bilang Lo semua anggap gue orang asing meski kita satu rumah begitu pun sebaliknya." Ucap Aurel penuh penekanan.

"Lo itu bukan orang asing. Lo tuh adik gue." ucap Vano tak suka

"Tapi menurut gue gak." sela Aurel cepat

"Dan Lo, asal lo tau ya. Gue tadi pergi ke cafe ketemu temen gue. Gue juga udah ijin sama mommy di antar dan di tungguin sama pak Harto supir pengganti sewaan mommy." Jelas Aurel

DEG

"Jadi gue gak ngejalang kayak yang Lo bilang ke gue tadi. Kalau Lo gak percaya Lo tanya Sono sama mommy atau pak Harto. Tuh pak Harto ada di depan. Dan satu lagi mana ada club buka siang-siang. Gak mungkin juga jalang pake Hoodie.. ngapain juga gue ngejalang kalau uang gue ada banyak." Ucap Aurel lalu pergi dari sana

DIFFERENT SOULS (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang