CHAPTER 22

6.7K 600 61
                                    

Saat ini Aurel dan para sahabatnya sudah berada di kantin sekolah. Kini kantin sekolah sudah ramai di penuhi siswa-siswi yang mengisi perut mereka sebelum kembali belajar lagi.

"Siapa nih yang pesen?" Tanya Tania saat mereka sudah duduk di meja kantin yang kosong.

"Gio sama Bayu aja." Ucap Clarissa.

"Lah kok kita?" Ucap Gio dan Bayu kompak.

"Udah sih, tinggal pergi pesen makanan aja kok." Ujar Audy.

"Tau tuh." Sahut Tasya.

"Ya udah kalian mau pesen apa?" Tanya Gio pasrah.

"Gue pesen bakso sama jus mangga." Ujar Tania.

"Samain aja sama Tania. Tapi kalau gue minumannya jus jeruk." Ucap Aurel di angguki yang lain.

Setelah itu Gio dan Bayu pergi memesan makanan untuk sahabat perempuan mereka.

"Oh ya rel. Tadi Lo mau ngomongin apa sama kita di kelas tadi?" Tanya Audy memulai pembicaraan.

"Jadi gini. Kemarin kan gue sama Bayu ke ruang kepala sekolah karena di panggil sama pak Bagas katanya mau kasi hadiah yang udah di janjiin sama pak Bagas sekaligus ada yang mau di bicarakan." Jeda Aurel.

"Ternyata pak Bagas dan kepala sekolah pengen kita ikut turnamen basket putri untuk mewakili sekolah kita bulan depan. Tapi gue bilang mau bicarain ini sama kalian dulu. So, gimana? Kalian setuju?" Tanya Aurel.

"Tapi kenapa harus kita? Kan ada tim putri dari eskul basket."bingung Clarissa.

"Nah kalau soal itu gue udah tanyain sama pak Bagas dan kepala sekolah. Mereka bilang-" ucapan Aurel terpotong saat Bayu dan Gio datang sambil membawa nampan berisi pesanan mereka.

"Nih persenan kalian." Ucap Bayu meletakkan pesanan sahabat-sahabatnya.

"Makasih Bayu, Gio." Ucap mereka.

"Sama-sama." Balas Gio dan Bayu.

Suara pekikan heboh dari siswa-siswi di kantin membuat mereka mengalihkan pandangan mereka ke arah pintu masuk kantin. Kecuali Aurel dan sahabat-sahabatnya yang sama sekali tidak peduli dan terus memakan makanan mereka tanpa peduli sekitar.

Mereka menghentikan aktivitas makan mereka saat mendengar suara seseorang.

"Ekhem. Aurel kita boleh gak duduk di sini soalnya meja lain udah pada penuh?" Ucap Nasya dengan nada lembut. Ralat sok lembut sambil duduk di ikuti Raditya dkk.

Sedangkan Aurel malah melanjutkan makannya tanpa menjawab pertanyaan Nasya yang menurutnya tidak penting.

"Lo tuh apa-apa sih rel!! Nasya lagi ngomong tapi Lo gak tanggepin!!" Sentak Raditya.

Tapi lagi-lagi Aurel hanya diam tak menanggapi. Hal itu membuat Raditya geram.

"GW LAGI NGOMONG ANJING!! LO TULI!!?" bentak Raditya.

Aurel yang kesal karena acara makannya terganggu pun membanting sendok di tangannya ke mangkuk bakso hingga menimbulkan bunyi yang cukup nyaring membuat kantin menjadi hening.

Aurel menatap Raditya dengan nyalang penuh permusuhan. Ia sangat tidak suka ada yang menggangu waktu makannya. Apalagi sekarang ia sangat lapar.

"Lo bisa diem gak sih. Lo gak perlu bentak-bentak gue kayak gitu. Lo pikir lo siapa? Hah?." Ujar Aurel dingin membuat mereka terdiam.

"Lagian juga kalian udah duduk duluan tanpa gue jawab. Tanpa ijin gue. Jadi buat apa gue ladenin." Ucap Aurel sinis.

"Tau lebay banget." Celetuk Tasya.

DIFFERENT SOULS (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang