CHAPTER 34

2.7K 271 115
                                    

"M-maksud kakak? Yang tadi itu_"

"Iya, yang tadi itu cuma drama aja."

Kenzo menatap tak percaya pada sang kakak yang kini malah terlihat biasa saja, tidak terlihat seperti tadi yang seperti orang ketakutan.

"Gimana, bagus gak akting kakak tadi?" Tanya Aurel sambil menaik-turunkan alisnya dengan tersenyum menyebalkan di mata remaja itu.

"Gak usah kaget gitu kali." Ujar Aurel santai sambil berjalan ke arah meja riasnya.

Gadis itu melepaskan jaket milik Zico lalu merapikan rambut panjangnya yang berantakan di depan cermin. Kenzo masih diam sambil menatap sang kakak yang kini tengah sibuk merapikan rambutnya sambil bersenandung santai.

Aurel berbalik dan menatap Kenzo yang masih menatapnya dengan cengoh. Aurel tersenyum kecil lalu berjalan ke arah Kenzo. Gadis itu menepuk puncak kepala sang adik membuat remaja laki-laki itu menatapnya.

"Kakak boleh minta tolong?" Tanya Aurel membuat Kenzo menatapnya bingung tapi tak urung menganggukkan kepalanya.

"Arel tolong suruh maid buatin kakak susu jahe anget ya. Kakak mau mandi dulu, nanti bakal kakak ceritain semuanya." Ujar Aurel.

Kenzo menganggukkan kepalanya lalu keluar dari kamar sang kakak. Aurel menatap punggung sang adik yang sudah keluar dari dalam kamarnya.

Aurel menghela nafas pelan dan masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

Sedangkan di lantai bawah terjadi pertengkaran antara Vano dan Geraldy.

"Maksud Lo apa No? Huh? Maksud Lo apa nurunin ADEK gue di gang sepi itu? Jelasin." Tanya Geraldy dengan suara rendah menahan amarahnya menekan kata adik di kalimatnya.

Vano tidak menjawab, kepalanya hanya terus menunduk.

"Kenapa Lo diam? Gue lagi tanya, gue lagi ngomong sama Lo Vano. Kenapa Lo nurunin dan ninggalin Aurel di gang sepi itu sendiri?" Tanya Geraldy sekali lagi saat melihat sepupunya itu hanya diam.

"Maaf." satu kata akhirnya terlontar setelah cukup lama Vano bungkam, tapi kata itu malah memicu amarah Geraldy.

BUGH

"GUE GAK BUTUH MAAF LO BANGSAT, YANG GUE BUTUH SEKARANG ITU PENJELASAN KENAPA LO NURUNIN AUREL DI SANA!!" Teriak Geraldy setelah memberikan Bogeman keras pada rahang sepupunya itu.

"Gue terpaksa Ral-"

"Terpaksa? Terpaksa karena apa? Karena Lo harus jemput cewek Lo?" Tanya Geraldy memotong perkataan Vano.

"Benar Lo turunin Aurel karena mau jemput cewek Lo? JAWAB?!" Tanya Geraldy lagi dengan teriakan di akhir kalimatnya saat Vano enggan menjawabnya.

"Iya." Jawab Vano dengan kepala tertunduk.

"Lo ninggalin Aurel di jalan sepi, gelap dan terpencil itu hanya karena jemput cewek Lo? Gak ngotak Lo No!!" Geraldy menggeleng menatap tak percaya pada sepupunya itu.

"Gue gak tega biarin Nadia pulang sendiri Ral, dia cewek gue-"

"Jadi Lo lebih tega nurunin adik Lo sendiri di jalan sepi penuh preman ketimbang biarin cewek Lo naik taksi sendiri yang masih aman?!" Sela Geril

"Bukan gitu maksud gue-"

"Bukan gitu apa maksudnya?jelas-jelas Lo sendiri yang bilang langsung dari mulut Lo itu. Lo masih mau ngelak?" Sela Satya memotong perkataan Vano.

"Lo kalo emang dari awal gak mau ngantar Aurel pulang sampai rumah, Lo telpon gue, biar gue yang jemput adek gue. Seenggaknya gue gak bakal setega Lo yang nurunin adik sendiri di jalan." Sahut Geril.

DIFFERENT SOULS (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang