Saat ini Aurel sedang duduk dengan memeluk boneka Teddy bear besar di atas kasur ruang rawatnya. Aurel memainkan ponsel miliknya dengan bosan. Jam sudah menunjukkan pukul 21. 30 malam tapi ia sama sekali belum tidur. Sebenarnya ia sudah mengantuk tapi ia tidak bisa tidur.
Aurel beralih menatap Abang pertamanya yang sedang fokus pada laptop di depannya juga beberapa berkas. Aurel menghela nafas pelan, ia sungguh bosan sekarang. Ia juga sudah mengantuk tapi tidak bisa tidur.
"Abang, Abang gak capek apa?" Tanya Aurel membuat Rangga mengalihkan fokusnya.
"Emang kenapa hm?" Tanya Rangga sambil berjalan ke arah adik perempuannya itu.
"Aku ngantuk tapi gak bisa tidur. Abang temanin aku ya." Ucap Aurel.
Rangga tersenyum tipis kemudian mengangguk. Rangga kemudian naik ke atas tempat tidur Aurel, membaringkan tubuhnya di samping adik perempuannya, kemudian membawa Aurel ke dalam dekapan hangatnya.
Rangga mengusap pelan kepala dan punggung Aurel agar Aurel cepat tertidur. Aurel yang mendapatkan perlakuan seperti itu perlahan menutup matanya. Tak lama Rangga mendengar dengkuran halus membuat Rangga menundukkan kepalanya sedikit melihat adiknya yang sudah tertidur pulas.
Rangga tersenyum tipis kemudian dengan perlahan melepaskan pelukannya, menggantinya dengan boneka dan beranjak turun dari kasur. Ia ingin keluar sebentar untuk mencari udara segar dan menjernihkan pikirannya.
Rangga berjalan ke arah pintu dan membukanya. Sebelum benar-benar keluar ia kembali melihat Aurel memastikan apakah Aurel sudah benar-benar tertidur dan setelah itu ia kembali menutup pintu.
Dua menit setelah Rangga pergi, pintu ruang rawat Aurel kembali terbuka menampilkan seseorang yang memakai pakaian serba hitam dan mengenakan masker hitam yang membuat sebagian wajahnya tidak terlihat.
Di lihat dari postur tubuhnya, seseorang itu merupakan seorang pria. Pria misterius itupun menutup pintu dengan pelan dan berjalan kearah Aurel yang masih tertidur pulas tanpa terganggu sama sekali.
Saat sudah sampai di dekat Aurel, pria misterius itu mengulurkan tangannya untuk mengusap pipi chubby Aurel dengan lembut. Pria misterius itu tersenyum tipis di balik masker hitam yang ia pakai.
Pria misterius itu perlahan mendekatkan wajahnya pada telinga Aurel dan membisikkan sesuatu dengan pelan.
"Tunggu saja, akan aku balasan rasa sakit mu pada mereka yang sudah menyakitimu sayang." Bisiknya.
Pria misterius itupun kembali menegakkan tubuhnya seperti semula dan menatap wajah Aurel yang cantik dan imut yang tak pernah bosan ia pandang.
Ia membuka masker hitam yang ia pakai hingga memperlihatkan seluruh wajahnya yang sangat tampan bak dewa Yunani. Ia kembali mendekatkan wajahnya ke arah gadisnya hingga jarak wajah mereka hanya berjarak 5 cm saja.
"You are mine only mine, Aurelia Gabriella Laxander ah atau Aurora Nathalie Xander." Suara berat itu kembali terdengar di ruangan Aurel yang sepi dengan seringai tipis yang muncul di bibirnya.
Setelah mengatakan itu pria tampan misterius itupun mengecup singkat kening sang gadis dengan lembut. Ia kembali mengenakan masker hitam miliknya dan keluar dari ruang rawat Aurel.
Setelah pria tampan misterius itu keluar, tak lama Rangga datang dan masuk ke dalam dan melihat adik perempuannya yang masih tertidur dengan memeluk boneka Teddy bear-nya.
Rangga berjalan ke arah Aurel dan mengecup singkat kening dan pipi chubby Aurel.
"Good night princess." Bisiknya lalu mematikan saklar lampu.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIFFERENT SOULS (HIATUS)
FantasyAurora Nathaline Xander memiliki paras cantik, mata bulat, kulit putih, pintar dan baik hati harus merenggang nyawa karena mengalami kecelakaan saat pulang sekolah dan saat dia terbangun ia berada di tubuh seorang queen bullying. Aurora Nathaline Xa...