CHAPTER 10

8.7K 699 8
                                    

Aurel saat ini sedang berada di kamarnya dengan laptop di pangkuannya Juga earphone yang menyumpal telinganya.

Tadi setelah keluar dari UKS Aurel memang kembali ke kelasnya tapi hanya untuk mengambil tasnya karena ia sudah tak mood belajar.

Aurel saat ini tengah mencoba untuk merentas cctv yang ada di mansion keluarga kandungnya yaitu mansion XANDER. Memang agak susah karena keamanan pada mansion XANDER sangat ketat.

Ting

Aurel akhirnya berhasil merantas cctvnya. Aurel dapat melihat mansion yang awalnya ramai sekarang menjadi sepi dan suram. Keluarganya juga jarang bertegur sapa dan berkumpul bersama. Para kakaknya pun sangat jarang di rumah. Aurel yang melihat itu meneteskan air matanya sambil memegang dadanya yang sesak. Ia tak menyangka kalau kepergiannya Mambawa pengaruh besar terhadap keluarganya, sepertinya ia harus cepat-cepat bertemu dengan keluarganya.

Saat sedang fokus melihat keluarganya tiba-tiba saja pintu kamarnya terbuka memperlihatkan mommy Shena yang datang sambil membawa nampan yang berisi buah-buahan serta susu hangat untuknya.

Dengan cepat Aurel menghapus air matanya lalu mengganti layar laptop yang tadinya rekaman cctv menjadi drama Korea agar mommy nya tidak curiga.

Saat Shena masuk ia kaget saat melihat mata putrinya yang bengkak seperti habis menangis.

"Astaga sayang, kamu kenapa? Kamu habis nangis?" Tanya Shena panik.

Aurel hanya tersenyum melihat wajah mommy nya yang terlihat khawatir dan panik padahal ia tidak apa-apa.

"Aku gak apa-apa mom. Tadi aku habis nonton Drakor. Tuh liat" ucap Aurel sambil menunjuk layar laptopnya yang menunjukkan drama Korea.

Shena menghembuskan nafasnya lega. Ia kira ada sesuatu yang terjadi pada putrinya. Shena tidak tau apa yang terjadi pada putrinya saat di sekolah tadi sehingga Aurel pulang lebih awal. Shena juga sangat panik karena Aurel pulang dengan memar di kedua pipinya serta sudut bibirnya yang robek. Tapi saat Shena ingin bertanya Aurel malah langsung ke kamarnya.

Shena meletakkan nampan yang berada di tangannya di atas meja samping tempat tidur Aurel lalu duduk di samping Aurel.

"Kamu kenapa sayang? Ada masalah di sekolah hm? Coba cerita sama mommy." Ucap Shena lembut dan mengusap rambut putrinya.

"Aku gak apa-apa kok mom." jawab Aurel.

"Kamu gak bisa bohong sama mommy. Kalau kamu gak apa-apa terus ini pipi kamu kenapa jadi memar gini sampai bibir kamu robek juga." Ucap Shena dan mengusap pelan pipi Aurel yang terdapat lebam agar tidak menyakiti putrinya.

Aurel terdiam, tidak mungkin ia mengatakan kalau Vano dan Raditya yang sudah menamparnya hingga pipinya jadi seperti ini, itu akan menjadi masalah baru baginya.

"Aurel gak apa-apa mom, tadi pas di jalan pulang, taxi yang Aurel tumpangin di hadang gitu sama preman." Ucap Aurel terpaksa berbohong.

Shena menganggukkan kepalanya mengerti. Tapi apa ia percaya? Tentu saja tidak, ia yakin bukan itu alasannya tapi ia tidak akan memaksa putrinya untuk mengatakan yang sebenarnya, nanti akan ia coba untuk bertanya kepada para putranya.

"Ya udah kalau gitu mommy keluar dulu ya buah sama susunya jangan lupa di makan sama di minum." Ucap Shena.

"Iya mom makasih ya." Jawab Aurel.

Shena mengecup singkat kening Aurel sayang lalu keluar dari kamar putrinya tak lupa untuk menutup kembali pintunya.

Sedangkan Aurel, ia langsung meneteskan air matanya. Ia sangat merindukan keluarganya. Ia rindu dengan pelukan hangat bundanya. Ia rindu kecupan manis dari orang tua serta para Abangnya di keningnya. Ia merindukan segala sesuatu yang ia dapatkan saat masih menjadi seorang Aurora Nathaline Xander.

DIFFERENT SOULS (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang