Haiiii!
Happy reading!◌●●◌
"AAAA LUNAAAA!"
"uhuk-uhuk! Apaa?!" teriak gue keselek gara-gara teriakan Lano, lagi enak-enak menikmati pagi hari dengan roti bakar selai kacang dan teh hangat tanpa gula.
Mengganggu.
"Siniiii!"
Gue lansung keluar rumah, roti bakarnya gue pegang ditangan kanan biar gak perlu bulak-balik alias saya malas.
"Apa?" tanya gue, bukannya jawab Lano malah cemberut sambil nengok kebelakang.
"Apaan Lano?"
"Ban motornya kempes...." kata dia.
"Ha? Gimana bisa?" tanya gue heran, Lano nunjuk ban motor depan.
"Ada paku 2 nempel dibannya,"
"Lah? Lo lewat jalan apasih?" tanya gue kesel, Lano garuk-garuk kepala.
"Kemaren gue balik dari cafenya Hanna lewat jalan biasa, pantes aja motor pas gue kendarain agak gak enak gitu." kata dia, terus lewatin gue dipintu.
Lano duduk menyantap roti bakar selai stroberi sama susu stroberi, gue nyusul duduk didepannya.
"Terus kita berangkat kuliah gimana?" tanya gue, Lano geleng-geleng kepala.
"Lo sih, kok baru ngeceknya sekarang? Kenapa gak dari tadi? Jadi bisa pake motor mamih, biar mamih berangkat sama papih." dumel gue terus ngolesin selai stroberi ke roti yang Lano sodorin ke gue.
Lano gak ngejawab malah asik makan sendiri dengan hp ditangan kirinya.
Jadi, gue sama Lano hari ini sarapan berdua aja. Anak kossan juga mamih suruh beli makanan sendiri-sendiri soalnya mamih berangkat lebih pagi ke toko, jadi gak sempet masak.
Buat anak kossan juga, soal mau makannya mau dimana ya dirumah mamih juga gak apa-apa asal piring atau gelas yang dipake dicuci lagi.
Tapi belum ada satu pun anak kossan yang kerumah, jadi ya masih sepi.
"Assalamualaikum kaum nolep!" teriak bang Bakti pas pintu depan terbuka lebar, jangan lupa ngangkat-ngangkat kresek warna item.
"Waalaikumsalam." jawab kita seadanya.
Bang Bakti nutup mulutnya dengan mata yang pura-pura berkaca-kaca terus ngerangkul kita berdua dimeja makan.
"Utututu lihatlah respon adek-adek gue yang unyu dan penuh kesuraman ini, pagi-pagi tuh harus dibuka dengan SEMANGAT!" kata bang Bakti mengepalkan tangan keatas semangat 45.
Terus narik tangan gue sama Lano ikut-ikutan keatas, "Semangat..." jawab gue sama Lano gak niat.
Bang Bakti manyun, "Lo berdua kok lemes sih? Padahal roti bakar yang lo berdua makan banyak."
Gue noleh ke bang Bakti, ah iya!
GUE UDAH BISA NOLEH KEPALA KAYA SEMULA WOY!!! AAAAA SENENG BANGET!
KAMU SEDANG MEMBACA
Kosan Kanjeng Mamih
Teen FictionSetelah Lulus SMA dan tinggal di rumah kakek neneknya di Bekasi. Lunaya Qirla Morinta memutuskan untuk kembali ke Bandung, kerumah kedua orang tuanya dan berencana kuliah diuniversitas dekat rumah orang tuanya. Luna tau betul jika orang tuanya mempu...